Jumat, 23 Juni 2017

*ADAB BERHARI RAYA*

Pastikan telah membayar zakatul fitri Sunnah ditunaikan 1 atau 2 hari sebelum hari raya

1⃣. Mandi Sunnah sebagaimana mandi junub. *HR.Malik (426)*

2⃣. Berhias dan mengenakan  baju yg paling bagus. ingat baju yg paling bagus yaa ...bukan baju baru. *HR Bukhari (886) Muslim (2068)*

3⃣. Makan beberapa butir kurma (bilangan ganjil) *HR Bukhari  (953)*
Jika kita ingin sesuai dengan teks Hadist yaa makan kurma sebelum berangkat sholat iedul fitri... jika tidak ada maka makan makanan yg ada...ketupat, nasi,kue yg penting berbuka, tidak dalam kondisi berpuasa

4⃣. Bertakbir ketika berangkat ke tempat sholat ied *(QS. AL-BAQARAH 185)*
Sunnahnya tempat ied di Lapangan terbuka jika hujan baru di Masjid / Gedung tertutup.

Batasan bertakbir sejak keluar rumah hingga sholat iedul fitri ditegakkan. *HR.Ibnu Abu Syaibah (l/487)*

Sunnah mengeraskan suara takbir dan Tahlil *(HR.Al-Baihaqi  (3/279)*
takbir dilakukan masing masing (tidak dikomando)

5⃣. Berjalan dengan jalan yg berbeda ketika berangkat dan ketika pulang. *HR. BUKHARI  (986)*

Sunnah dengan berjalan kaki. *HR. At-Tirmidzi (l/164); Ibnu Majah (1071)*

6⃣. Disunnahkan berangkat lebih awal bada shubuh dan ambil posisi terdepan sebelah kanan lalu bertakbir hingga.. imam berdiri untuk memimpin  sholat. *Kitab Syarh Sunnah, Al-Baghawi  (4/302)*

7⃣Boleh mengucapkan selamat Berhari raya seperti ucapan Taqabbalallohu minna waminkum
*Syaikh Islam dalam Majmu Fatawa (24/253) berdasarkan  riwayat sebagian sahabat bahwa mereka melakukannya  (Al-Hafidz dalam kitab Fath Al Bari (2/517)*

InsyaaAllah bernilai pahala & bermanfaat untuk umat

sumber : fb hidup mulia dengan sunnah

KELUARGA NABI DI HARI FITRI*

*

Pada saat malam Takbiran, Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan kurma. Bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra, Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung kurma. Terihat, Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Fathimah menuntun Hasan dan Husein. Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.

Esok harinya tiba salat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti salat jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Rasulullah Saw. itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.

Sahabat beliau, Ibnu Rafi’i bermaksud untuk mengucapkan selamat ‘Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah Saw. Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang Ibnu Rafi’i melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah itu.

Sayyidina Ali, Sayyidatuna Fathimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yang masih balita, dalam ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yang baunya tercium oleh sahabat Nabi itu. Seketika Ibnu Rafi’i berucap istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yang nyeri di sana. Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya.

Kecamuk dalam dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Rasulullah Saw. Tiba di depan Rasulullah, “Ya Rasulullah, ya Rasulullah, ya Rasulullah. Putra baginda, putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i. “Ada apa wahai sahabatku?” tanya Rasulullah.

“Tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rasulullah. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.”

“Kenapa keluargaku?”

“Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.”

Rasulullah Saw. pun bergegas menuju rumah Sayyidatuna Fathimah az-Zahra r.a. Tiba di teras rumah, tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayyidina Ali, Sayyidatuna Fathimah dan kedua anaknya. Mata Rasulullah pun berlinang. Butiran mutiara bening menghiasi wajah Rasulullah Saw. nan suci.

Air mata Rasulullah berderai, melihat kebersahajaan putri beliau bersama keluarganya. Di hari yang Fitri, di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak-enak. Keluarga Rasulullah Saw. penuh tawa bahagia dengan gandum yang baunya tercium tak sedap, dengan makanan yang sudah basi.

“Ya Allah, Allahumma Isyhad. Ya Allah saksikanlah, saksikanlah. Di hari ‘Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Di hari ‘Idul Fitri keluargaku berbahagia dengan makanan yang basi. Mereka membela kaum papa, ya Allah. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin. Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rasulullah berbisik lembut.

Sayyidatuna Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, bapaknya sedang berdiri tegak. “Ya Abah, ada apa gerangan Abah menangis?” Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu. Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar, “Surga untukmu, Nak. Surga untukmu.”

Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i, keluarga Rasulullah Saw. pada hari ‘Idul Fitri senantiasa menyantap makanan yang basi berbau apek. Ibnu Rafi’i berkata, “Aku diperintahkan oleh Rasulullah Saw. agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap ‘Idul Fitri. Aku pun simpan kisah itu dalam hatiku. Namun, selepas Rasulullah Saw. wafat, aku takut dituduh menyembunyikan hadits, maka aku ceritkan agar jadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.” (Musnad Imam Ahmad, jilid 2, hlm. 232).

Ya Rasulullah, begitu mulianya hati baginda bersama keluarga. Siapa gerangan yang tak malu? Siapa orangnya yang tak kelu? Kami di hari nan fitri, makanan kami lezat-lezat, makanan kami enak-enak. Harus kami apakan diri ini, ya Rasul? Kami malu.

Ya Rasulllah, teteskan kemuliaan jiwa baginda kepada kami, teteskan walau hanya setitik, agar jiwa kami semua tiada tandus dari kasih. Ya Rasulallah, berikan kedermawanan jiwa baginda dan keluarga kepada kami dan keluarga kami. Lapangkan dada kami untuk tidak terpukau oleh kemilau dunia sementara kaum fakir-miskin menderita. Luaskan hati kami untuk bisa mencintai kaum papa sebagaimana baginda telah memberikan teladan yang begitu sangat mulia. Allâhumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidinâ Muhammad wa ‘ala Ali Sayyidina Muhammad. []

Rabu, 21 Juni 2017

CATATAN HARI KE DUAPULUH ENAM RAMADHAN* : MERANGKAK PUN LEBIH BAIK

🌳🌳🌳🌳🌳🌳

*

@ Cahyadi Takariawan

Ramadhan sudah hampir berakhir. Sudah berapa banyak juz kita baca? Sudah berapa kali khatam selama Ramadhan?

Sudah berapa banyak dzikir, istighfar, taubat, sedekah, infak dan amal-amal salih lainnya? Mari kita hitung sendiri.

Sampai dengan hari ini, ada yang sudah lebih dari sepuluh kali khatam membaca Al Qur'an. Mereka ini berlari kencang sekali untuk meraih ridha Ilahi.

Ada yang baru sekali khatam. Mereka ini berjalan kaki, pelan tapi pasti.

Ada juga yang belum sampai khatam. Yang ini tengah merangkak. Mungkin karena kesulitan membaca, terbata-bata, sehingga butuh waktu lama. Mungkin saking sibuknya dengan berbagai agenda.

Bahkan ada yang belum memulai membaca Al Qur'an sama sekali padahal Ramadhan sudah hampir pergi. Mereka ini termangu ragu, atau bahkan tengah tertipu.

Bagi anda yang sudah berkali-kali khatam, teruskan membaca Al Qur'an agar tembus hingga penghayatan terdalam.

Bagi yang baru sekali khatam, itu lebih baik daripada belum pernah khatam satu kalipun. Bagi yang hingga hari ini belum khatam, itu masih lebih baik daripada belum memulai membaca sama sekali.

Bagi anda yang hingga hari ini belum sempat membaca Al Qur'an, segera buka mushaf anda. Merangkak untuk menggapai ridhaNya, lebih baik daripada diam terpaku dan termangu.

Allah lebih melihat kesungguhan usaha kita. Bukan hasil akhirnya. Sebagaimana firmanNya:

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu". QS. At Taubah : 105.

Maka jangan pernah diam tanpa melakukan usaha. Ampunan dan kasihNya selalu menunggu kita. RahmatNya terhampar tidak terhingga.

Di penghujung Ramadhan, masih ada waktu yang tersisa, untuk terus berlari, atau berjalan bagi yang tak sanggup berlari, bahkan merangkak bagi yang tak sanggup berjalan.

Jangan sia-siakan kesempatan yang telah Ia sediakan. Tahun depan, kita tidak pernah tahu apakah Ramadhan masih kita temukan.

Yogyakarta 26 Ramadhan 1438 H

Senin, 19 Juni 2017

Mengapa Rumah Sakit di Makkah selalu sepi..??

Di Makkkah rumah sakit pada sepi,, beda dengan di Indonesia..
Memang beda dan tidak sama.. Yang membedakan adalah Aqidah dan Syariatnya,,,

Inilah rahasia mengapa di Makkah rumah sakit sangat sepi,, jarang sekali pasien yang datang...

Ada seorang dokter dari klinik di Tanah suci ( Makkah Al-Mukarromah ). Selama 6 bulan berprakter, tidak ada seorang pasien pun yang datang untuk berobat. Hingga beliau meras heran, Apakah orang-orang disini tidak pernah sakit??

Akhirnya beliau mendapatkan jawabannya, dari salah seorang Muslim disana :

Bila kami sakit,,,
* Ikhtiar pertama
Yang kami lakukan adalah Sholat dua rokaat dan memohon kesehatan kepada Allah.
Insya Allah sembuh dengan izin dan kasih sayang-NYA.

Kalau belum sembuh,,,
* Ikhtiar kedua
Yaitu baca Al-Fatihah / Surat-surat lain, tiupkan pada air minum dengan amalan tambahan :
- Jika badan panas,, maka kami banyakin baca Sholawat ( karena Sholawat sebagai penyejuk )
- Jika badan dingin,, maka kami banyakin baca Ayat Kursi.
- Jika sakit yang terlihat,, maka kami bacakan Surat Al-Fatihah sambil mengusap-usap dibagian yang sakit.
- Jika sakit tak terlihat,,maka kami banyakin bacaan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas ( Sebagai penolak sihir )
Dan Alhamdulillah kami akan sehat . Inilah Ruqyah untuk diri sendiri.

Tapi kalau belum sehat juga, kami lakukan ikhtiar ketiga.
* Ikhtiar ketiga
Yaitu bersedekah,, dengan niat menapatkan pahala kebaikan dan dijadikan jalan penyembuh sakit kami.
Insya Allah akan sembuh.

Dan kalau tidak sembuh juga, akan kami tempuh ikhtiar yang keempat.
* Ikhtiar ke-empat
Yaitu banyak-banyak Istighfar untuk bertaubat. Sebab Nabi SAW beritahu kami, bahwa sakit adalah salah satu sebab diampuninya dosa-dosa.

Kalau belum sembuh juga, baru kami lakukan ikhtiar ke-lima.
* Ikhtiar ke-lima
YAitu minum Madu dan Habbatussauda.
* ikhtiar ke-enam
Yaitu dengan mengambil makanan herbal seperti bawang putih, buah tin, zaitun.
Dan Alhamdulillah,, Laa Hawlaa Wa laa quwwata illa billah..
Jika belum sembuh sembuh, baru kami.
* Ikhtiar ke-tujuh
yaitu pergi ke Dokter yang sholeh.
Insya Allah akan diberi kesembuhan dari Allah..

Semoga bermanfaat,, silahkan di share

Sabtu, 17 Juni 2017

Berikut tips menjelang 10 malam terakhir Ramadhan y

Berikut tips menjelang 10 malam terakhir Ramadhan yang Arrahmah kutip dari Syaikh Tawfique Chowdhury, CEO Merci Mission, dan diterjemahkan Ustadz Hilman Rosyad Lc. Bismillah.

1⃣ Mulailah dengan niat yang bersih dan tulus. Jika sampai hari ini ibadah terasa belum maksimal, bersiaplah untuk memaksimalkannya. Jika kau benar2 ingin memperbaikinya, masih ada waktu!

2⃣ Hari ini, bacalah tafsir surat Al-Qadr, dan pahami apa yg sesungguhnya terjadi pada lailatul qadr. Kau akan merasakan keagungan dan kekuatannya insyaa Allaah.

3⃣ Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk mengerahkan segalanya. Seluruh malam dari 10 malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. Jangan sampai laylatul qadr terlewati begitu saja.

4⃣ Jangan ikut-ikutan dengan perayaan-perayaan atau kegiatan-kegiatan yang diada-adakan (bid’ah) oleh kelompok-kelompok tertentu. Ikutilah sunnah Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam. Tuntunan beliau adalah: *“Barangsiapa yang berjaga (tidak tidur) dan berdoa pada malam lailatul qadr dengan iman dan pengharapan akan ganjarannya, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”*

5⃣ Hafalkan doa malam lailatul qadr yang diajarkan Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasallam ini : *Allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’ fu’anni*
(Yaa Allah, Engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku).

6⃣ Siapkan daftar pendek doa-doa untuk dipanjatkan. Ingat, ini adalah waktu yang sangat istimewa bagi seorang hamba. Malam Qadar! Malam ditetapkannya takdir! Pilihlah doa doa terbaik untuk agamamu, dunia akhiratmu dan keluargamu. Jangan lupakan saudara-saudaramu Muslimin yang tengah kesusahan di berbagai belahan dunia.

7⃣ Sempatkan tidur siang sejenak jika memungkinkan. Jagalah perutmu agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isha dan tarawih sekadar untuk menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk beribadah.

8⃣ Jangan lupakan keluargamu! Rasulullah membangunkan para istrinya pada malam-malam ini. Anak-anak pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tidak selama orang dewasa. Siapkan, semangati dan motivasi mereka!

9⃣ Cara kita berpakaian dan mempersiapkan diri berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yang bagus dan wewangian (khusus di rumah untuk wanita) ketika beribadah.

🔟 Pilihlah spot khusus yang kondusif untuk beribadah, apakah itu di masjid atau di rumah. Letakkan sajadah, mushaf dan air minum sehingga kita tidak perlu beranjak dari sana jika perlu minum.

1⃣1⃣ Ini BUKAN malam untuk pasang status (misalnya : “Alhamdulillaah, nikmatnya bermunajat kepada-NYA malam ini” dsb) di FB atau media sosial apapun. Biarlah itu jadi rahasia indah antara hamba dengan Rabb-nya. Maka, matikan dulu HP, tablet dan komputer. Putuskan dulu hubungan dengan dunia, dan nikmati jalinan hubungan dengan al-‘Afuww!

1⃣2⃣ Jika mengantuk, maka variasikan bentuk ibadah antara shalat, bermunajat dan membaca Qur’an. Lakukan bergantian.

1⃣3⃣ Sabar adalah kuncinya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Anda mungkin masih harus bekerja, sekolah atau altifitas lainnya. Ini adalah saat untuk bersabar dengan kelelahan itu. Ingatlah Allah telah menganugrahimu dengan kesempatan berharga (akan luasnya ampunan)yang mungkin saja tidak datang lagi. Bukankah kita akan berlari walau apapun yang terjadi jika kita tahu pasti bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita dan surga hanya selangkah lagi?

1⃣4⃣ Ini yang paling penting : husnudzhon lah kepada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta pada Raja Yang Maha Pemurah. Jika kau berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-NYA. Jangan biarkan keragu-raguan dan prasangka buruk menjauhkanmu dari Arrahman Arrahiim.

Allahumma ballighna lailatal qadr. Aammiin.

(adibahasan/arrahmah.com)

KETIKA RUMAH SEPI DARI TAMU


👉Diriwayatkan ada seorang laki laki yang senang bila rumahnya kedatangan tamu. Namun isterinya kerap menunjukkan sikap sebaliknya.
Setiap kali sang suami kedatangan tamu ke rumahnya, isterinya menunjukkan sikap yang kurang baik. Sehingga si suami mengeluhkan keadaan tersebut kepada Rasulullah saw.
👉Mendengar itu Rasulullah saw bersabda,
"Katakan kepada isterimu, hari ini Rasulullah saw dan beberapa orang sahabatnya akan bertamu ke rumahmu. Katakan kepada isterimu supaya ia memperhatikan tamu pada saat keluar rumahnya nanti."
👉Laki-laki itu melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw.
Pada saat para tamu masuk (datang), ia dan istrinya melihat mereka membawa daging & buah buahan yang banyak, dan pada saat mereka pulang membawa keluar Ular dan Kalajengking yang begitu banyak.
💐Rasulullah saw bersabda,
"Kedatangan tamu ke rumah mendatangkan banyak karunia ke dalam rumah yang dikunjungi, dan pada saat pergi mereka membawa keluar berbagai Petaka dirumah tersebut."
✍ Setelah menyaksikan hal itu, istrinya pun berubah menjadi orang yang suka menerima tamu.
Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya seorang tamu yang datang mengunjungi seseorang, membawa rezeki untuk orang tersebut dari langit. Apabila ia memakan sesuatu, Allah swt akan mengampuni dosa penghuni rumah yang dikunjungi."
👉Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw bersabda,
"Setiap rumah yang tidak dikunjungi tamu, maka malaikatpun tidak akan mengunjungi rumah tersebut."
🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻
💐Beruntunglah rumah rumah yang sering kedatangan tamu, maka janganlah mengeluh jika ada orang yang ingin bertamu ke rumahmu.

Selasa, 13 Juni 2017

*"Besok kita jadi bukber ya, di tempat yg kemarin udah aku reserved"*

Aku menutup aplikasi line setelah memastikan teman segrup mengiyakan. Beralih ke aplikasi kalender: besok bukber jurusan, lusa bukber unit, weekend bukber sma. Melewati tengah ramadhan, ajakan bukber masih saja padat. Sebelum pada pulang kampung katanya.

---

Namun malang, ternyata aku yang lebih dulu 'pulang'.

Bukber hari itu ditiadakan.
Teman-temanku berombong datang ke rumahku. Teman dekatku menangis, yang lain matanya sembab.

Lalu apa?

Semua grup line yang aku ikuti berisikan ribuan ucapan belangsukawa terindah.
Post berisikan wajahku dgn caption kenangan terbaik ramai memenuhi instagram.
Oh belum lagi ratusan notifikasi ucapan kangen dan tidak percaya aku telah tiada yang membludak di kolom komentar instagramku.
Dan papan bunga dengan namaku yang berdiri di depan gerbang kampus tercinta.

Lihat, begitu banyak orang yang mencintaiku. Tidak sia-sia aku sering menghabiskan waktu bonding dengan mereka, bukan?

---

I wish I could say that.

Namun kehidupan akhirat nyatanya tidak seindah itu.

Ucapan belasungkawa, post instagram, serta komentar kangen mereka di media tidak cukup kuat untuk menembus ke bawah tanah ini. Aku bahkan tidak tahu menahu itu ada.

Ratusan teman dan rekan di kampus katanya.
Aku di gelapnya kubur menunggu cahaya doa dari mereka-mereka yang lama kuhabiskan waktu dengannya.
Namun berapalah titik cahaya yang datang langsung dari doa di atas sajadah, bukan di atas keyboard?
Mungkin hitungan jari. Atau kurang.

Kemana kalian?
Bukankah kita sudah terlampau sering melakukan bonding bersama?
Bercanda dan terbahak bareng, nonton bareng, makan bareng, jalan bareng, kegiatan ini kegiatan itu, dan kau juga sudah menyebutku sebagai keluarga, ingat?

Atau memang selalu dan hanya akan sebatas ini sejak dulu.
Yang hidup di dunia akan tetap berkutat dengan dunianya.
Sedikit demi sedikit kenangan tentangku akan lenyap dihanyutkan kesibukan dunia.
Sebulan, setahun, lalu habis.

Dan tinggallah aku yang kan pergi mempertanggungjawabkan diri di akhirat.
Sendiri.

Kalaulah dahulu diperlihatkan seintip kehidupan akhirat yang nyata,

Pastilah aku akan memilih bonding dengan Sang Pencipta dibandingkan dengan makhluk-Nya.
Akan menggantikan belasan bukber yang sering tercampur bumbu ghibah itu dengan dzikir petang atau berkumpul dengan keluarga.
Akan menggantikan tidur sehabis subuh itu dengan dzikir pagi.
Akan menggantikan waktu marathon film itu dengan marathon hafalan Al-Quran.
Dan tentu tidak akan menyia-nyiakan bulan Ramadhan ini dengan amalan sekedarnya.

Bahkan tanpa diperlihatkan pun sebenarnya aku tahu, namun sering berpura lupa dan acuh mengabaikannya.

Hingga waktuku habis dan datanglah hari penyesalan ini.

---

Apalah artinya banyak tertawa bersama makhluk, jika menjadikan kita lupa untuk menangis kepada-Nya

*“Andai kalian tahu apa yang aku tahu, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis”.*  *(HR Bukhari dan Muslim)*

#selfreminder
#ceritapendek

*EPILOG:*
Kudengar bukber di hari 'kepulanganku' itu diundur menjadi minggu depan. Tak ada yang berbeda, hanya berkurang satu kursi dari meja. Ternyata tanpaku pun mereka tetap bisa ramai dan banyak tertawa.

Senin, 12 Juni 2017

☔ *MANA YANG LEBIH UTAMA*

*_Sedekah Pada Orang Miskin Atau Pada Karib Kerabat?_*

*Karib Kerabat adalah semua yang mempunyai hubungan darah dengan kita mulai dari ibu bapak, saudara kandung, paman, bibi, keponakan dan saudara sepupu.*

Pertanyaan diatas mungkin dirasa sepele namun kenyataannya, kebanyakan muslim yang belum tahu lebih memilih untuk bersedekah pada fakir miskin daripada bersedekah terhadap keluarga atau kerabatnya sendiri.

Padahal, *_Setiap perintah sedekah dan infak di dalam al Qur’an, selalu yang pertama kali disebutkan adalah  karib kerabat_*

Seperti yang termaktub dalam ayat berikut ini:

وءاتى المال على حبه ذوى القربى

“….dan memberikan harta yang ia cintai kepada karib-kerabat…..” (QS. Al Baqarah 177)

وءات ذى القربى حقه والمسكين

“Dan berikanlah kepada karib-kerabat akan haknya dan orang miskin….” (QS. Al Isra 26)

Dan banyak lagi ayat lain yang senada dengan itu.

*Jika kita cermati, ada satu pesan yang sangat penting untuk kita amalkan. Yaitu mendahulukan karib kerabat atau orang terdekat untuk menerima infak atau apapun bentuk kebaikan. Sebelum kita memberi kepada orang lain, kita harus perhatikan apakah ada di antara orang terdekat yang masih membutuhkan atau semua sudah makmur, tidak perlu disantuni lagi.*

Amat disayangkan bila seseorang memiliki kekayaan yang membuat ia mampu menyantuni orang lain, dan sangat peduli  dengan masalah sosial di lingkungannya sehingga ia mudah memberi kepada fakir miskin, anak yatim dan berbagai bentuk amal sosial lainnya. Namun sayang beribu sayang ia sangat cuek dan pelit kepada karib kerabatnya sendiri. Barangkali ia merasa pemberian kepada keluarga terdekat tidak mendapatkan pahala. Padahal justru itulah yang lebih besar pahalanya di sisi Allah. Oleh karena itu pemahaman yang salah ini perlu diluruskan.

Tidakkah memilukan, bila seseorang tinggal di rumah yang bagaikan istana, sementara saudara kandungnya tinggal di rumah RSSS (rumah sangat sederhana sekali). Tidakkah kita mengangkat alis bila seseorang mempunyai kekayaan besar, turun dari satu mobil mewah dengan dibukakan pintu oleh para ajudan, berpindah dari satu gedung mewah ke gedung mewah berikutnya, Namun saudara kandungnya menjadi kuli atau babu yang siap diperintah-perintah dengan suara tinggi sambil diacungi telunjuk kiri, wajahnya penuh ketakutan dengan kepala tertunduk serta badan yang membungkuk.

Ingatlah.. Rasulullah SAW bersabda:

….يا أمة محمد، والذي بعثني بالحق لا يقبل الله صدقة من رجل وله قرابة محتاجون إلى صلته ويصرفها إلى غيرهم. والذي نفسي بيده، لا ينظر الله إليه يوم القيامة

“….Wahai umat Muhammad, demi Allah yang telah mengutusku dengan kebenaran, *_Allah tidak akan menerima sedekah seseorang yang mempunyai kerabat yang membutuhkan bantuannya, sementara ia memberikan sedekah atau bantuan itu kepada orang lain_*. Dan demi Allah yang jiwaku berada dalam genggamannya, Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat nanti”. (HR. Thabrani)

Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

الصدقة على المسكين صدقة، وعلى القريب صدقتان، صدقة وصلة

*“Sedekah kepada orang miskin dinilai SATU sedekah, sedangkan kepada karib kerabat nilainya sama dengan DUA, yakni nilai _sedekah_  dan nilai _silaturrahim”_.*

Pesan penting yang sangat jelas disini:

*“Jika anda dijinka Allah menjadi orang yang kaya, jadikanlah orang terdekat anda juga merasakan keberkahan yg dilebihkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada anda itu. Jangan sampai masyarakat memuji kedermawanan anda, sementara karib kerabat anda sendiri, dalam keadaan kekurangan”*
Na'udzubillahi mindzaliik..

Wallahu A’lam Bishawab

🌿 Jangan lupa untuk selalu membaca Al Qur'an beserta Terjemahannya 🌿

Sabtu, 10 Juni 2017

SALAH KAPRAH ... TAKJIL ITU BUKAN MAKANAN.

Selama bulan Ramadan ini, kita sering mendengar kata “Takjil”.
Di berita, di tv, di radio, bahkan di lingkungan sehari-hari.
Bahkan di warung dan pasar juga sering terlihat tulisan “takjil”.
Beberapa restoran menulis “Tersedia Takjil Gratis buat Pelanggan”.
Beberapa masjid juga menulis hal serupa.

Sehingga tak asing kalau mendengar ada orang yang bertanya:

Udah beli Takjil belum ?
Belum ada Takjil nih ?
Takjilnya Cuma gorengan.....dll

Apakah makna Ta'jil yang sebenarnya ?

Karena semua media pemberitaan selalu menyebut makanan untuk berbuka adalah Takjil,
maka seolah-olah kita semua sepakat menyebut bahwa Takjil adalah
hidangan atau panganan untuk berbuka puasa.

Kata takjil / ta’jil (تعجيل) artinya adalah “bersegera"
diambil dari hadist Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam :

“La yazalunnasu bikhairin ma‘ajjaluuhul fithra".

Artinya:
Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka (puasa).
(HR. Muttafaq alaih).

Makna takjil menurut ilmu bahasa arab ialah
“penyegeraan, bersegera, percepatan”, sebuah kata dasar dari ajjala,
yu’ajjilu artinya : menyegerakan, mempercepat.

Ta’jilul fitri = menyegerakan berbuka (puasa).
Terlihat disini bahwa makna takjil tidak ada hubungannya sama sekali dengan makanan.

Sebaiknya semua pengguna kata-kata, terutama media, kembalilah melihat kamus.
Disana pengertian TAKJIL dengan jelas ditulis adalah “Mempercepat”.
Dalam hal ini adalah mempercepat berbuka saat tiba waktunya.

jadi...
TAKJIL itu bukan makanan.

Kesimpulannya
jika ada pernyataan “Orang arab bertakjil dengan kurma”
Maka pengertian yang benar ialah mereka menyegerakan berbuka puasa dengan makan kurma
BUKAN makanan berbuka puasa mereka adalah kurma.

-Like & Share-
Boleh di Repost

Sumber :
Kamus Almunjid 619, Al-Munawwir hal 1.063 melalui Facebook Hannan Ataki Lc

12 ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT*

*Bismillah*

*
*_Berikut golongan-golongan yang didoakan oleh malaikat :_*

*1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.*

"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa; Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dalam keadaan suci."
*(HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)*

*2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.*

"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia."
*(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim: 469)*

*3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.*

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan."
*(HR. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib)*

*4. Orang yang menyambung shaf shalat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf).*

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf.";
*(HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)*

*5. Para malaikat mengucapkan "aamiin" ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.*

"Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian "aamiin", karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu."
*(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 782)*

*6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.*

"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia."
*(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 8106)*

*7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ashar secara berjama'ah.*

"Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, "Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?", mereka menjawab; kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat."
*(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 9140)*

*8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.*

"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata;  "aamiin" dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan."
*(HR. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim: 2733)*

*9. Orang-orang yang berinfak.*

"Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak", dan lainnya berkata, "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil)".
*(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 1442 dan Shahih Muslim: 1010)*

*10. Orang yang sedang makan sahur.*

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa "sunnah".
*(HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath-Thabrani, dari Abdullah bin Umar)*

*11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.*

" Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh."
*(HR. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al-Musnad: 754)*

*12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.*
"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain."
*(Al-Hadits dari Abu Umamah Al-Bahily).*

_itulah 12 ORANG YANG DIDOAKAN MALAIKAT... Semoga bermanfaat._

LUAR BIASA*

*

👤Berkata Abdul Malbik bin Umair:
_"Satu-satunya manusia yang tidak tua adalah orang yang selalu membaca Al-qur'an"._

_"Manusia yang paling jernih akalnya adalah para pembaca Al-qur'an"._

👤Berkata Al-imam Qurtubi:
_"Barang siapa yang membaca Al-qur'an,  maka Allah akan menjadikan ingatannya segar meskipun umurnya telah mencapai 100 tahun"._

👤Imam besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim rahimahullah:
_"Perbanyaklah membaca Al-qur'an, jangan pernah kau tinggalkan, karena sesungguhnya setiap yang kamu inginkan akan dimudahkan setara dengan yang kamu baca"._

👤Berkata Ibnu Solah:
_"Bahwasanya para Malaikat tidak diberi keutama'an untuk membaca Al-qur'an,  maka oleh karena itu para Malaikat bersemangat untuk selalu mendengar saja dari baca'an manusia"._

👤Berkata Abu Zanad:
_"Di tengah malam,  aku keluar menuju masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sungguh tidak ada satu rumahpun yang aku lewati melainkan padanya ada yang membaca Al-qur'an"._

👤Berkata Shaikhul Islam ibnu Taimiyyah:
_"Tidak ada sesuatu yang lebih bisa memberikan nutrisi otak, kesegaran jiwa, dan kesehatan tubuh serta mencakup segala kebahagiaan melebihi dari orang yang selalu melihat Kitabullah Ta'ala"._

*Bergantunglah pada Alqur'an niscaya kau akan mendapatkan keberkahan.*

Allah SWT berfirman:

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْۤا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ

_"Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran"._  QS. Sad: 29.

Berkata sebagian ahli tafsir:
_"Manakala kita menyibukkan diri dengan Al-qur'an, maka kita akan di banjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia"._

"Saya memohon kepada Allah agar memberikan taufiq Nya kepada saya dan kalian semua untuk selalu membaca Al-qur'an dan mengamalkan kandungannya". 📖

Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَ

_"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi"._QS. Fatir: 29.

🌴 Bila anda Cinta pada Alqur'an maka sebarkanlah,,,
InsyaAllah, sekian banyak orang yang membaca Alqur'an, maka kebaikan anda akan selalu mengalir..

AlQuran diturunkan di bulan Ramadhan

Bismillaah...

AlQuran diturunkan di bulan Ramadhan maka jadilah bulan Ramadhan bulan yang paling mulia...

AlQuran diturunkan pada malam lailatul qadar maka jadilah malam lailatul qadar malam yang paling mulia lebih baik dari 1000 bulan...

AlQuran diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw menjadikan Beliau sebaik-baiknya para utusan...

AlQuran diturunkan kepada Umat Islam menjadikannya Umat terbaik sepanjang masa (Kuntum khayra ummatin ukhrijat linnaas...)

Demi Allaah..! Tidaklah AlQuran akan turun di hati kita semua kecuali menjadikan kita sebaik-baiknya manusia... 😭😭

Asdan

Jumat, 09 Juni 2017

# Sudahkah Allah “Mempekerjakan” Anda?


- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Jika Allah menginginkan kebaikan untuk seorang hamba maka dia akan "MEMPEKERJAKANNYA"/menggunakannya”, beliau ditanya, “Bagaimana Allah akan mempekerjakannya, wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”, beliau menjawab: “Allah akan memberinya petunjuk untuk beramal shalih sebelum meninggal”.[1]

-Salah satu amal shalih adalah berdakwah , mengurus dan memikirkan dakwah. Sudahkan kita bekerja untuk dakwah?
Sudahkah kita menggunakan nikmat ini untuk berdakwah?
Sudahkah kita memikirkan bagaimana saudara kita mendapatkan nikmatnya beribadah?
Sudahkah kita memikirkan bagaimana nasib kaum muslimin?
Yang tertindas, yang membutuhkan pertolongan? Yang membutuhkan ilmu agama?

-Atau kita sekedar hidup “mengalir saja”? bagaimana kita hanya kerja, makan, minum tidur, mencari uang, kemudian menikmati harta dan wanita kemudian mati? Jika hanya itu saja, Bukankah non-muslim juga seperti itu?

-Carilah pahala MLM (multilevel marketing), pahalanya terus mengalir sampai hari kiamat dengan berdakwan

-Kemuliaan para Nabi, ulama dan orang shalih adalah berjuang dan mendapatkan ujian serta pengorbanan di jalan dakwah

-Berdakwah tidak mesti menjadi ustadz, hanya mengajak shalat, mengajak agar menutup aurat, menyebarkan tulisan bermanfaat dan perkara sederhana dakwah lainnya.

“Hai orang-orang yang beriman, JIKA kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu.” ( Muhammad: 7).

Tolonglah agama Allah, Allah akan menolongmu di hari kiamat, hari-hari di mana orang akan lari dari istrinya, anaknya dan keluarganya (memikirkan diri sendiri).

Baca Selengkapnya ا:
https://muslimafiyah.com/sudahkah-allah-mempekerjakan-anda.html

Penyusun: Raehanul Bahraen

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
MUTE

"BANGUN YA AKHI, YA UKHTI...... RAMADHAN AKAN PERGI!"


1. Allahu musta'an. Ramadhan masih disini. Di detik-detik akhirnya. Qum ya akhi. Qum ya akhi. Qum. Bangun... Bangun... Bangun... Tamu itu mau pergi. Tamu itu siap meninggalkan kita.

2. Ini masa emas. Kesempatan terakhir, kesempatan paling tersisa utk memayahkan diri demi mengejar kemuliaan Ramadhan. Ia mau pergi..

3. Mari lelahkan diri. Berpayah-payahlah.  Naikkan keseriusan. Teladani Nabi, Sahabat, Tabi'in yg jauh lbh shalih dr kita demi mengejar Ramadhan yg tak panjang ini.

4. Mari Bermujahadah seperti Umar radhiallahu'anhu yang sepulang shalat Isya, beliau kembali mengerjakan shalat sepanjang malam, sampai terdengar adzan Shubuh.

5. Juga Utsman radhiallahu'anhu, setelah panjang berpuasa di siang hari, beliau menghabiskan malamnya dengan shalat. Beliau hanya tidur sedikit, yaitu sebagian malam pertama. Lalu bangun dgn shalat yg setiap rakaatnya beliau menghatamkan seluruh Al-Qur'an.

6. Di satu kitab syarah, diriwayat Abu Thalib Al-Makki yang mutawatir menyebutkan tentang empat puluh tabi'in yang biasa melakukan shalat subuh dengan wudhu shalat Isya.

7. Syaddad rahimahullah, salah seorang sahabat, ia biasa berbaring namun tidak tidur sepanjang malam sambil miring ke kanan dan ke kiri sampai waktu fajar kemudian berkata, "Ya Allah, ketakutan terhadap neraka jahanam telah mengusir kantukku."

8. Aswad bin Yazid, setelah tidur sebentar antara Maghrib dan Isya. Beliau biasa beribadah sepanjang malam dalam bulan Ramadhan hingga Shubuh.

9. Diceritakan bahwa Said bin Musayyab rahimahullah selama 50 tahun selalu melakukan shalat Isya dan shalat Fajar dengan wudhu yang sama

10. Shilah bin Ashyim, biasa menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah kepada Allah hingga waktu Shubuh. Lalu setelah matahari terbit, ia berdoa, "Ya Allah, (hamba seperti merasa) tidak pantas meminta surga kepada-Mu, tetapi hamba hanya memohon kepada-Mu agar Engkau menyelamatkan hamba dari Jahannam."

11. Qatadah biasa membaca seluruh Al-Qur'an setiap tiga malam dalam bulan Ramadhan, tetapi sepuluh malam terakhir dia mengkhatamkan seluruh Al-Qur'an setiap malam.

12. Imam Abu Hanifah terkenal karena selama 40 tahun melakukan shalat Isya dan shalat Fajar dengan wudhu yang sama. Apabila para sahabatnya bertanya bagaimana ia memperoleh kekuatan untuk mengerjakannya, beliau menjawab, "Ini karena doa khusus aku mohon kepada Allah melalui Asma Allah yang agung." Beliau hanya tidur sebentar di siang hari demi ikuti sunnah.

13. Imam Abu Hanifah juga sering menangis sedemikian rupa ketika membaca Al-Qur'an sehingga tetangga-tetangganya merasa kasihan kepadanya.

14. Ibrahim bin Adham bahkan diriwayatkan tidak tidur sama sekali pada bulan Ramadhan baik siang atau malam.

15. Seberapa lelah kau khatamkan Al Quran? Imam Syafi'i biasa mengkhatamkan Al-Qur'an 60 kali dalam satu Ramadhan.

16. Sa’id bin Musayyib tidak pernah terlewat dari takbiratul ihram imam selama lima puluh tahun. Burd Mawla berkata, “Tidaklah dikumandangkan adzan selama empat puluh tahun melainkan Sa’id bin Musayib telah berada di dalam masjid.”

17. Dan banyak lagi cerita keseriusan orang-orang sholih yg mengejar keridhoan Allah, meski lelah dan payah rontokan jasad mereka.

18. Bangun ya akhi. Ramadhan akan pergi. Ramadhan akan berakhir, besok tak lama lagi.

-----------------------------------

Abu Hurairah menangis menjelang akhir hayatnya, lalu berkata..
"Duhai perjalanan yang akan teramat panjang. Duhai bekal yg teramat sedikit."

Ya Allah tolong kami...

By Ustad Zainal Abidiny

*LUAR BIASA BAGI YANG SELALU RAJIN MEMBACA AL-QUR'AN*


👳🏻 Berkata Abdul Malik bin Umair:
*"Satu-satunya manusia yang tidak tua adalah orang yang selalu membaca Al-qur'an".*

*"Manusia yang paling jernih akalnya adalah para pembaca Al-qur'an".*

👳🏻 Berkata Al-imam Qurtubi:
*"Barang siapa yang membaca Al-qur'an,  maka Allah akan menjadikan ingatannya segar meskipun umurnya telah mencapai 100 tahun".*

👳🏻 Imam besar Ibrahim al-Maqdisi memberikan wasiat pada muridnya Abbas bin Abdi Daim rahimahullah.
*"Perbanyaklah membaca Al-qur'an jangan pernah kau tinggalkan, kerana sesungguhnya setiap yang kamu inginkan akan di mudahkan setara dengan yang kamu baca".*

👳🏻 Berkata Ibnu Solah:
"Bahwasannya para Malaikat tidak diberi keutama'an untuk membaca Al-qur'an,  maka oleh karena itu para Malaikat bersemangat untuk selalu mendengar saja dari baca'an manusia".

👳🏻 Berkata Abu Zanad:
*"Di tengah malam,  aku keluar menuju masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam sungguh tidak ada satu rumahpun yang aku lewati melainkan pada nya ada yang membaca Al-qur'an".*

👳🏻 Berkata Shaikhul Islam ibnu Taimiyyah :
*"tidak ada sesuatu yang lebih bisa memberikan nutrisi otak, kesegaran jiwa, dan kesehatan tubuh serta mencakup segala kebahagiaan melebihi dari orang yang selalu melihat kitabullah ta'ala".*

❗  *Bergantunglah pada Al-Qur'an niscaya kau akan mendapatkan keberkahan.*

📖 Allah berfirman:
*"ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu yang penuh keberkahan agar mereka mau mentadaburi ayat-ayatnya".*

📝 Berkata sebagian ahli tafsir
*"Manakala kita menyibukkan diri dengan Al-qur'an maka kita akan di banjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan di dunia".*

Semoga Allah selalu memberikan taufiqnya kepada kita semua untuk selalu membaca Al-qur'an dan mengamalkan kandungannya".

Baca Al-Qur'an yuuuk..
#CintaRamadhan
#happyfasting

*Yakin gak apa-apa?*

Di zaman sekarang, banyak dari kita yang secara sengaja *meninggalkan amalan-amalan Sunnah*. *Seperti Salat Rawatib, tadarus, sedekah, menjaga wudhu, menyegerakan shalat, shalat berjamaah, dan amalan Sunnah lainnya*.

Ternyata, tanpa disadari, sejak kecil kita memang diajarkan untuk meninggalkannya.

Masih ingatkah jawaban kita ketika ditanya _*“Apa arti Sunnah?”*_, maka jawabannya _*“Jika dikerjakan mendapat pahala, kalau ditinggalkan *gak apa-apa*, / *tidak berdosa*_

Karena hal tersebut, sejak kecil, sudah tertanam di diri kita, bahwa tidak ada apa-apa meninggalkan hal yang Sunnah.

Kini, setelah mulai mempelajari tentang amalan Sunnah, muncul pertanyaan dalam diri. Apanya yang *gak apa-apa* kalau meninggalkan Sunnah?

Apanya yang *gak apa-apa* ketika kita meninggalkan rawatib? *Padahal Allah janjikan Istana di Syurga bagi yang melaksanakannya*.

Apanya yang *gak apa-apa*  ketika kita meninggalkan tadarus? *Padahal setiap bacaan qur’an akan datang memberi syafaat bagi kita jika membacanya*.

Apanya yang *gak apa-apa* ketika kita tidak berjamaah di masjid? *Padahal Rasulullah SAW bilang, pahalanya bisa *bikin orang datang ke mesjid untuk sholat berjamaah walau harus merangkak*.

Apanya yang *gak apa-apa*, ketika kita diberi kesempatan, namun kita *dengan sengaja melewatkan banyak sekali keutamaan yang telah dijanjikan oleh Allah*?

Seharusnya, pengertian Sunnah dalam hidup kita, mulai diperbaiki menjadi. *_“Jika dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan maka kita menjadi orang-orang yang merugi.”*_

Agar kelak, diri kita, terutama anak-anak kita kelak, *akan menjadi orang yang tak ingin melepaskan kesempatan melakukan amalan Sunnah, walau urusan dunia sangat menggoda sekalipun*

Wallahu’alammu bisshawab 😇

*Buka Hati, Maknai Langkah untuk Hijrah Tiada Henti* 👍🏾

#Copas dari group *Parenting Islami*

TANDA-TANDA WAQAF :

1. Tanda mim( مـ )
Tanda mim disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Contoh ; An-Naml: 36

إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ ۘ  وَالْمَوْتَىٰ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
" Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya-lah mereka dikembalikan".

2. Tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud "Jangan berhenti!".
Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak.
Contoh : An-Naml: 63

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun´alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".

3. Tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ )
Tanda sad-lam-ya'  merupakan singkatan dari "Al-wasl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik.
Contoh:An-Naml: 17

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu."

4. Tanda jim ( ﺝ )
Tanda jim adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
Contoh: Al-Anfal: 13

ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ وَمَنْ يُشَاقِقِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya."

5. Tanda Waqaf Aula (قل )
Tanda waqaf  Aula  yaitu anda waqaf yang menunjukkan lebih bagus berhenti walaupun nafas masih kuat.
Contoh : Fussilat : 45

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَاخْتُلِفَ فِيهِ ۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Taurat lalu diperselisihkan tentang Taurat itu. Kalau tidak ada keputusan yang telah terdahulu dari Rabb-mu, tentulah orang-orang kafir itu sudah dibinasakan. Dan Sesungguhnya mereka terhadap Al Quran benar-benar dalam keragu-raguan yang membingungkan."

6. tanda bertitik tiga (.'.    .'.~Mu'anaqah)
Tanda bertitik tiga yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Contoh Al-Baqorah: 2

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Sebagian tanda waqaf memakai istilah yang lain, seperti:

1. Tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.

2. Tanda Waqaf Mustahab(قف), berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.

3. Tanda Waqaf Mujawwaz (ز  ),  tanda boleh berhenti, namun meneruskan bacaan adalah lebih utama.

4. Tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad.

5. Tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari "Qeela alayhil waqf" yang bermakna "telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan.

6. Tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ) menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan.

Senin, 05 Juni 2017

Kisah Nyata Seorang Wanita Yang Malu Dari Kain Kafan

Saya ingin menceritakan kisah seorang wanita yang kita semua telah mengenalnya. Dan bahkan kita mencintainya dari lubuk hati yang paling dalam. Bagaimana tidak, ternyata wanita yang akan kita ceritakan adalah putri Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam wa radhia anha- yang malu dari kain kafan.

Dia adalah sayyidah Fatimah Az-Zahra  radhiyallahu anha..

Saya mohon wahai saudara dan saudariku untuk benar-benar membaca kisah ini dan untuk merasakan kejadian itu seperti kita benar-benar mendengarkan isi curahan hati sayyidah Fathimah secara langsung.

Ketika sayyidah Fathimah sedang sakit diambang kematian, maka Asma bintu Umais radhiyallahu anha datang berkunjung untuk menjenguknya.

Maka Fathimah berkata untuk Asma:

“Wahai Asma, aku begitu malu ketika harus keluar di esok hari di hadapan para lelaki (ketika aku telah meningal)  dan tubuhku dibawa diatas peti mati”.

Peti mati ketika itu, hanyalah sebuah kayu datar yang terbuka. Dan Tubuh mayyit yang sudah tertutup oleh kain kafan akan diletakkan diatasnya dan ditutup lagi dengan sebuah kain sebagai tambahan.

Fathimah radhiyallahu anha sangat malu dan sedih ketika tubuhnya akan terbentuk oleh kain kafan, dia tidak ingin ada seorang lelaki dapat melihat bentuk dan lekuk tubuhnya. Maka dengarkanlah kembali isi curhatan Fathimah yang sungguh mendalam:

إِنِّي قَدِ اسْتَقْبَحْتُ مَا يُصْنَعُ بِالنِّسَاءِ أَنْ يُطْرَحَ عَلَى الْمَرْأَةِ الثَّوْبُ فَيَصِفُهَا

“Sesungguhnya aku merasa malu dengan apa yang terjadi untuk para wanita ketika mereka dipakaikan sebuah kain kafan, maka kafan itu membentuk tubuhnya”

Mendengarkan curhan hati dari Fathimah radhiyallahu anha, maka Asma bintu Umais berkata untuknya:

يَا ابْنَةَ رَسُولِ اللهِ أَلَا أُرِيكِ شَيْئًا رَأَيْتُهُ بِالْحَبَشَةِ

“Wahai putri Rasulullah, maukah aku kabarkan kepadamu sebuah peti mati yang aku lihat di Habasyah?”

Maka Asma membuat peti mati yang tertutup dari semua sisinya seperti sebuah kardus. Ketika peti mati sudah jadi, Asma kemudian menutup peti mati itu kembali dengan sebuah kain yang luas maka tubuh mayyit yang dibawa diatasnya tidak akan mungkin terbentuk atau tersifati.

Melihat perbuatan Asma, Fathimah begitu bahagia. Seketika, Fathimah berkata untuk Asma:

سترك الله كما سترتني مَا أَحْسَنَ هَذَا وَأَجْمَلَهُ تُعْرَفُ بِهِ الْمَرْأَةُ مِنَ الرَّجُلِ فَإِذَا مِتُّ أَنَا فَاغْسِلِينِي أَنْتِ وَعَلِيٌّ

“Semoga Allah menutup auratmu sebagaimana engkau telah berusaha untuk menutup auratku. Betapa indahnya buatanmu ini, sehingga wanita yang meninggal bisa dibedakan dengan lelaki yang meninggal. Jika aku mati, maka mandikanlah diriku bersama Ali” (HR. Abu Nu’aim Al-Asbahani pada Hilyah Al-Aulia 2/43)

Subhanallah, dia malu padahal nantinya hanyalah seorang yang sudah wafat dan itupun sudah benar-benar tertutup dan terbungkus dengan 5 kain kafan !! Apalagi yang akan terlihat ?

Fathimah tidaklah mencurahkan isi hatinya ketika di pasar atau sebuah taman, namun sayyidah Fatimah mencurahkan isi hatinya ketika beliau diambang kematian.

Sayyidah Fathimah malu ketika beliau sudah wafat, maka bagaimana dengan wanita yang masih hidup tidak memiliki rasa malu ?

Seandainya Fathimah melewati sebuah pasar yang ada di zaman kita sekarang ini, dan beliau melihat para wanita yang rasa malunya telah mati. Maka apa yang akan beliau katakan ? Wanita saat ini, sudah mati rasa malunya sehingga mereka berani untuk melepaskan hijabnya bahkan menggunakan pakaian sempit lagi minim. Wanita saat ini, sudah hilang rasa malunya sehingga mereka berani untuk memperindah dan memberikan parfum pada dirinya.

Maka beliau hanyalah akan menangis ketika melihat rasa malu dari wanita muslimah saat ini telah hilang dan mati.

Apa yang membuat sayyidah Fathimah radhiyallahu anha sampai pada keududukan yang tinggi seperti ini? Hal tersebut, karena sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang ada pada diri Fathimah radhiyallahu anha:

الحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ

“Rasa malu tidak akan mendatangkan kecuali kebaikan” (HR. Bukhari)

Maka tangisilah diri kita, ketika kita tidak menangis melihat tingginya rasa malu sayyidah Fatimah Az-Zahra radhiyallahu anha.

Hadiahkan cerita ini untuk semua saudari kita yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal.

Semoga Allah selalu menutup Aurat kita, ayah dan ibu kita, saudara dan saudari kita, putra dan putri kita dan seluruh keluarga dan kerabat kita, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat di dunia maupun akhirat.

Amiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry

Artikel: http://www.alamiry.net/2015/10/kisah-nyata-seorang-wanita-yang-malu-dari-kain-kafan.html

==