Sabtu, 27 April 2019

20 Tips Mendidik Anak (Parenting)*

*Materi Tayang Harian*
_AIHQ DK PSDM ODOJ_

*🔥💥 P . I 💥🔥*
Parenting Islam
📌PI/30/25/04/2019/AIHQ/PREMI-1DK

🐝Edisi : *Kamis*
🐝20 Sya'ban 1440 H
🐝25 April 2019 M

🔥🔥🔥💥💥💥💥🔥🔥🔥

*✏20 Tips Mendidik Anak (Parenting)*

📌Anak adalah amanah untuk orang tua. Anak menjadi seperti apa tergantung dari pola asuh orang tua. Maka, nanti Allah akan bertanya kepada para orang tua kurang lebih, “Bagaimana Anda Mendidik Anak? Bagaimana pertanggungjawaban Anda sebagai orang tua?” Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita untuk mendidik anak sesuai dengan yang telah Allah perintahkan. Ada beberapa tips dalam mendidik anak. Langsung saja berikut ini adalah beberapa prinsip & strategi dalam mendidik anak;

*🔸Prinsip 01* Tanggungjawab pendidikan anak yang utama ada di orang tua. Jadi jangan bebankan ke orang lain semisal pembantu, kerabat apalagi menyerahkan semua tanggungjawab pendidikan anak ke sekolah ataupun guru.

*🔸Prinsip 02*
Orang Tua wajib mengetahui ilmu perkembangan anak. Dalam psikologi perkembangan, pada setiap periode perkembangan anak ada tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh anak. Orang tua wajib untuk terus mencari ilmu khususnya parenting & psikologi anak serta menerapkannya.

*🔸Prinsip 03*
Orang Tua wajib luangkan waktu, fisik, pikiran dan dirinya untuk anak. Banyak orang tua membersamai anak. Tapi hati, pikiran & perhatiannya di tempat lain. Hadirkan diri Anda seutuhnya bersama anak. Beri perhatian dan hormatilah anak terutama saat mereka berkomunikasi dengan Anda.

*🔸Prinsip 04*
Orang Tua wajib memberikan kasih sayang secara pas kepada anak. Anak yang kurang perhatian dan kasih sayang akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebaliknya, anak yang dimanjakan dengan kasih sayang hasilnya juga akan jelek. Anak tidak dapat belajar untuk bersabar & menunda keinginannya jika terlalu dimanja.

*🔸Prinsip 05*
Orang tua harus konsisten. Jika orang tua tidak konsisten, anak akan menjadi bingung. Anak menjadi tidak disiplin serta mengabaikan aturan maupun perintah orang tuanya karena dia bingung perilaku mana yang harusnya dia lakukan.

*🔸Prinsip 06*
Perhatikan makanan anak: harus halal, baik, sehat & bergizi. Makanan sangat penting dan mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan anak. Makanan yang haram & tidak sehat akan merugikan anak. Jadi jangan membeli apalagi menyimpan makanan yang tidak baik di dalam rumah dan memberikannya ke anak.

*🔸Prinsip 07*
Berikan Keteladanan. Anak belajar dengan cara modeling, mengamati dan meniru orang-orang dewasa di sekitarnya. Berikan contoh – contoh perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Jangan reaktif apalagi emosional dalam berperilaku & berbicara. Ingat anak akan mencontohnya. Berperilaku dan berakhlaqlah sebagaimana sang suri tauladan Muhammad, SAW dan para sahabatnya berakhlaq.

*🔸Prinsip 08*
Kuatkan perilaku yang diinginkan. Anak terkadang berperilaku baik dan disukai orang tua. Namun orang tua jarang memberi apresiasi dan pujian untuknya. Reward itu sangat perlu untuk setiap perilaku yang diharapkan. Reward tidak selalu berbentuk barang, kata-kata pujian dan apresiasi serta sentuhan positif akan sangat bernilai.

*🔸Prinsip 09*
Bersahaja dalam disiplin. Jangan terlalu keras dalam disiplin seperti mudah memukul, menampar dan semacamnya. Anak akan belajar tentang kekerasan, permusuhan dan agresi. Jangan pula lembek dan permisif (serba boleh) pada anak. Dia akan belajar menjadi orang liberal yang berperilaku bebas dan tidak mengindahkan aturan serta otoritas pihak berwenang. Sekali-kali pukullah anak usia 10 tahun yang tidak mau sholat. Dia akan belajar mengenai konsekuensi dari perilaku negatifnya.

*🔸Prinsip 10*
Ajarkan sikap berbagi. Pada dasarnya anak bersifat egois dan egosentris. Dia harus diajarkan untuk peduli dan memikirkan orang lain. Jika Anda punya dua anak, Anda bisa membelikan 1 kue dan 1 buah. Berikan pada anak pertama kuenya dan anak kedua buahnya. Lalu ajarkan cara berbagi agar keduanya mendapatkan bagian kue dan buah. Jika anak Anda hanya satu maka ajarkan berbagi makanan dengan ayah, ibu, kerabat ataupun tetangga. Ambil moment-moment penting seperti Idul Fitri & Idul Adha untuk mengajarkan anak berbagi dengan sesama.

_Bersambung_

Wallahu a’lam bishawab.

*👥 By Team Kuri AIHQ'2019 👥*

•○○○•○○○•○○○•○○○•

_AIHQ - DK PSDM ODOJ_

_*Mengikat Hati Menjadi Pribadi Qur'ani*_

💥🔥💥🔥💥🔥💥🔥💥🔥

Rabu, 24 April 2019

Adab dengan Diri Sendiri

*Adab dengan Diri Sendiri*

Keselamatan dan kebahagiaan diri di dunia maupun akhirat tentu tergantung bagaimana bagaimana kita bersikap kepada diri sendiri. Apakah mendekatkan kepada kebaikan atau malah sering mengerjakan kemungkaran.

Mulai itu dari kebersihan jiwa, kesucian dan kemuliaan jiwa, serta sampai sejauh mana kita menanamkan adab-adab islam ke dalamnya. Sebab itu, patutlah kita sebagai muslim mendidik dirip(, dengan mengerjakan hal-hal yang mampu meraih diridha-Nya. Allah berfirman,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

_“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”_ (Asy-Syams : 9-10)

Langkah-langkah dalam memperbaiki diri tersebut antara lain :

*1. Taubat*
Taubat adalah menghindarkan diri dari segala bentuk maksiat, menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan dan berazam untuk tidak kembali ke lumpur dosa. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

_“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai....”_ (QS. At-Thamin : 8)

*2. Muraqabah*
Ini maksudnya membawa jiwa pada kondisi selalu merasa diawasi dan diintai oleh Allah baik itu di manapun berada.

إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ...

_“.... Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."_ (QS An-Nisa’ : 1)

*3. Mujahadah*
Mengarahkan segenap jiwa untuk ketaatan kepada Sang Maha Kuasa, serta berusaha melakukan kebaikan, di samping berusaha untuk melawan hawa nafsu dalam diri untuk jatuh ke dalam keburukan dan kemaksiatan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

_“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.”_ (QS. Al-'Ankabut : 69)

*4. Mu’aqabah*

Ini adalah sikap berani keras kepada diri sendiri, yaitu berani memberi sanksi ketika lalai dalam berbuat kebaikan atau tidak mampu melakukannya secara semaksimal mungkin. Seperti kisah Abdullah Ibnu Umar bila ketinggalan shalat jamaah, beliau menghidupkan seluruh malam hari itu dengan beribadah. Atau ketika dia pernah mengakhirkan shalat maghrib sampai nampak dua bintang di langit, lalu sebagai ganjaran beliau membebaskan dua orang budak.

*5. Muhasabah*
Muhasabah adalah tindakan mengintropeksi diri dalam mengukur tingkat ketaatan kepada Allah. Apakah diri sudah melaksanakan perintahnya sebaik mungkin dan menjauhi segala larangannya.

Hal ini layaknya seperti pedagang yang sedang memeriksa barang dagangannya di akhir bulan. Ia melihat amalan kewajiban (seperti shalat) adalah modal, amalan sunnah sebagai keuntungan dan dosa sebagai bentuk sebuah kerugian. Dia akan merenung, mengintropeksi diri, apakah bulan ini dia mendapatkan banyak keuntungan atau malah jatuh merugi (banyak melakukan dosa). Dan ketika dia merasa kerugian yang menghampiri, tak segan-segan untuk bertaubat kepada Allah, melantunkan istigfar serta mencari kebaikan-kebaikan yang bisa dilakukannya.

Wassalam,

*Askar Kauny*

***

Jumat, 19 April 2019

UJIAN ITU TANDA CINTA DARI ALLAH.*

*💐🌹 SN17g1a9 🥰 MQRA 🌹💐*

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه*ُ

*بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*

*UJIAN ITU TANDA CINTA DARI ALLAH.*

_"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan 'Kami telah beriman,' lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta."_
_(QS. al-Ankabut: 2-3)._

_*Tidak selamanya kehidupan di dunia berjalan seperti yang diinginkan manusia.*_

_*Terkadang terasa berat cobaan yang menghadang, terkadang pula kehidupan berjalan lancar seperti yang diharapkan.*_

_*Seringkali manusia berbeda dalam menghadapi kedua keadaan tersebut.*_

_*Manusia akan mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala sewaktu cobaan mendera dan mengabaikannya ketika hidup dalam bahagia.*_

_*Akan tetapi ketika cobaan itu beruntun dan lama kelonggaran tak kunjung datang, maka manusia akan mulai bertanya dan ragu, apakah ia harus bersabar dan tetap bertahan menyandarkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala?*_

_*Ataukah segera berpaling muka melarikan diri dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mencari perlindungan kepada dunia beserta segala kecantikannya mulai dari kekuasaan, kekayaan dan juga kenikmatan lainnya?*_

_*Sesungguhnya cobaan hidup di dunia ini merupakan pertanda bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat memperhatikan dan mencintai kita.*_

_*Sebuah hadits berbunyi:*_
_"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka Dia menahan hukuman kesalahannya sampai disempurnakannya pada hari kiamat."_
_(HR. Imam Ahmad, At-Turmidzi, Al-hakim, Ath-Thabrani, dan Al-Baihaqi)._ 

_*Jadi berbagai cobaan yang menghadang dalam kehidupan ini adalah sebuah ujian dari-Nya.*_

_*Sebagaimana layaknya ujian, maka jika manusia berhasil melaluinya dan di nilai lulus, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberikan balasan yang tak ternilai harganya.*_

_*Namun sebaliknya, jika manusia gagal melalui cobaan itu, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membiarkannya, hingga ia berusaha belajar kembali menghadapi kehidupan.*_

_*Kecinta'an Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada hamba-Nya di dunia tidak selalu diwujudkan dalam bentuk pemberian materi atau kenikmatan lainnya.*_

_*Tidak juga dalam bentuk pengkabulan doa secara spontanitas.*_

_*Akan tetapi kecinta'an itu justru sering berbentuk cobaan di mana berat atau ringannya ujian itu tergantung kepada kadar keimanan seseorang.*_

_*Selain ujian demi ujian diberikan kepada orang yang beriman, maka teguran demi teguran juga diberikan kepadanya.*_

_*Teguran itu kadang halus, tapi sering-sering kasar.*_

_*Bagi yang kepeka'an imannya tinggi, teguran halus saja sudah cukup untuk menyadarkannya.*_

_*Akan tetapi bagi mereka yang telah hilang kepeka'annya, teguran yang keras sekalipun tak bisa menyadarkannya.*_

_*Oleh karena itu, jika kita mendapatkan sebuah musibah, segeralah kita bermuhasabah, mengingat-ingat kesalahan apa yang telah kita lakukan?*_
_*Dosa apa yang telah kita kerjakan?*_

_*Janganlah cepat berburuk sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.*_

_*Karena bisa saja musibah tersebut merupakan teguran dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas berbagai tingkah laku kita selama ini.*_

_*Jika demikian, kita akan sadar dan banyak-banyaklah minta pengampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan berdo'a agar senantiasa diberi kemampuan menghadapi cobaan tersebut.*_

*وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب*ُ

_*Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan kita petunjuk, rahmat, taufiq, hidayah, keberkahan, perlindungan & keridhaan, agar di setiap ilmu yang kita miliki, dapat menggerakkan kita untuk lebih dekat lagi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.*_
ُ
*آمِيْن آمِيْن آمِيْن يَااللّه يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ......*ُ

🕌🕌🕌🕌🕌🕋🕌🕌🕌🕌🕌

_*Selamat menunaikan ibadah sholat tahajjud saudara2ku kaum muslimin dan muslimat........*_

*Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman:*

*وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا*

_"Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji"._
_(QS. Al-Isra.17-79)._

🕌🕌🕌🕌🕌🕋🕌🕌🕌🕌🕌

*بَارَكَ اللَّهُ فِيْكُمْسُبْحَانَ اللّهُ بَارَكَ اللَّهُ فِيْكُم*ْ      
*والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته*ُ

Sabtu, 13 April 2019

Tips Khusyu’ dalam Shalat

Tips Khusyu’ dalam Shalat
Sufyan Basweidan 14 January 2012 20 Comments
Tips Khusyu’ dalam Shalat
Seiring dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyu’ dalam shalat menjadi sesuatu yang amat sulit dicapai. Padahal shalat adalah induknya seluruh ibadah, yang bila ia baik maka baiklah ibadah-ibadah lainnya. Namun bila ia rusak karena tidak khusyu’ umpamanya, maka ibadah-ibadah lainnya akan terpengaruh. Berikut ini adalah tips sederhana yang insya Allah dapat membantu anda untuk khusyu’ dalam shalat. Akan tetapi kuncinya ialah konsentrasi, konsentrasi, dan konsentrasi. Tips ini takkan berguna jika sedari awal anda tidak konsentrasi pada shalat.

Karenanya, usahakan agar sebelum shalat anda dalam kondisi tenang. Lebih baik jika Anda telah berada di mesjid atau mushalla anda sebelum adzan berkumandang, agar memiliki waktu luang untuk konsentrasi dan menenangkan pikiran, baru kemudian ikuti tips di bawah.

Tahukah Anda, bahwa setiap gerakan dan ucapan dalam shalat memiliki makna dan jawaban tertentu?

Tidak tahu? Kalau begitu perhatikan tips berikut dengan baik.

Melepas alas kaki: lepaslah dunia beserta alas kaki anda.

Ucapan Allahu Akbar: Tidak ada yang lebih besar dari Allah, camkan itu!

Mengangkat kedua tangan: lemparkan segala urusan dunia ke belakang.

Berdiri: ketahuilah, bahwa Anda sedang berdiri menghadap Allah.

Tangan kanan di atas tangan kiri: Berlaku sopanlah di hadapan Allah.

Al Fatihah: Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Allah mengatakan: Aku membagi shalat untuk-Ku dan hamba-Ku dalam dua bagian, dan hamba-Ku akan mendapat apa yang dimintanya. Jika hamba-Ku mengucapkan: Alhamdulillahi rabbil ‘alamien (segala puji bagi Allah penguasa jagat raya), Ku-jawab: “hamidani ‘abdi” (hamba-Ku memuji-Ku).

Jika hamba-Ku megatakan: “Arrahmanirrahim” (Yang Maha pengasih lagi penyayang), Ku-jawab: “Atsna ‘alayya ‘abdi” (hamba-Ku memujiku lagi).

Jika hamba-Ku mengatakan: “Maaliki yaumiddien” (Penguasa di hari pembalasan), Ku-jawab: “Majjadani ‘abdi” (hamba-Ku menyanjung-Ku).

Jika hamba-Ku mengatakan: “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’ien” (hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta tolong). Ku-jawab: Inilah batas antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta…

Jika hamba-Ku mengatakan: “Ihdinassiraatal mustaqiem… dst” (tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat), Ku-jawab: Inilah bagian hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta (HR. Muslim).

Mulai sekarang, biasakan tiap kali membaca Al Fatihah bersikaplah seakan Anda mendengar jawaban Allah pada tiap ayatnya.

Ruku’: Bungkukkan punggung Anda untuk Allah saja, dan tundukkan hati Anda bersamanya.

Berdiri dari ruku’: Segala puji bagi Allah yang menjadikan punggung Anda tegak kembali.

Sujud: letakkan bagian tubuh Anda yang paling terhormat –yaitu wajah- pada tempat yang paling rendah di bumi –yaitu tanah-. Ingatlah bahwa Anda berasal darinya, dan Anda akan kembali ke sana. Lalu katakan “Subhaana Rabbiyal a’la” (Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi) 3x, agar makna tersebut semakin meresap dalam hati, lalu berdoalah sesuka Anda.

Duduk lalu sujud yang kedua: bersimpuhlah di hadapan Allah, dan sujudlah kembali, sebab sujud tidak cukup hanya sekali !

Tasyahhud: Attahiyyaatu lillaah wasshalawaatu wat thayyibaat (Salam sejahtera, shalawat, dan segala yang baik adalah milik Allah)… rasakan keagungan Allah ketika itu !

Assalaamu ‘alaika Ayyuhannabiyyu (salam sejahtera atasmu wahai Nabi)… ucapkan salam atas Nabi dan yakinlah bahwa Nabi membalas salam Anda. Nabi bersabda:

ما من عبد يصلى ويسلم علي إلا رد الله علي روحي فارد السلام

“Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan salam dan shalawat atasku, melainkan Allah kembalikan ruhku agar aku membalas salamnya”.

‘Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibaadillaahisshaalihien (Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih)… sekarang kedudukanmu mulai terangkat, salamilah dirimu dan kau perlu bersahabat dengan orang-orang shalih.

‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah’ (Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah)…yakinlah bahwa Allah ada meski engkau tak melihat-Nya.

Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim (Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Kau limpahkan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim)…Teladanilah kedua Nabi yang mulia ini, karena keduanyalah suri teladan terbaik. Dan berterima kasihlah kepada mereka yang telah mengajarkan kebaikan untukmu, dengan mendoakan mereka dalam shalatmu.

Salam ke kanan: tujukan kepada malaikat pencatat kebaikan…

Salam ke kiri: ucapkan dalam hati “Hai Malaikat di sebelah kiri, aku telah bertaubat !”.

— Penutup Shalat —

Istighfar 3x: Aku mohon ampun atas segala kekurangan yang terjadi dalam shalatku.

Bacalah: ‘Allahumma antassalaam waminkassalaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam’ (Ya Allah, engkaulah As Salaam, dan dari-Mu lah keselamatan. Maha berkah Engkau wahai Yang memiliki segala kemuliaan)… ingatlah bahwa kalimat ini akan Anda ucapkan kepada Allah di Surga, tatkala Dia menyingkap tabir-Nya… Allah akan menyeru Anda dengan mengatakan: “Wahai Ahli Surga, Salaamun ‘alaikum”, maka mereka menjawab: “Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam”.

Lalu bacalah: “Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik” (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu)…agar shalat anda yang berikutnya juga sempurna.

Cobalah tips di atas, dan buktikan kemanjurannya karena saya sendiri telah mencobanya ! Semoga bermanfaat.

Penulis: Ustadz Sufyan Basweidan, Lc
Artikel www.muslim.or.id

Baca selengkapnya https://muslim.or.id/8092-tips-khusyu-dalam-shalat.html