Minggu, 01 Januari 2017

TTENTANG HAKIKAT DIRI DALAM SHALA

T
===============
Ibnu Atha'illah r.a berkata, "Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. Mengatakan, 'Keadaan dirimu bisa diukur melalui shalat.
Jika engkau meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi maka kau bahagia.
Tapi, jika tidak, tangisilah dirimu. Jika kaki ini masih sulit dilangkahkan menuju shalat, adakah orang yang tidak ingin berjumpa dengan Kekasihnya?
===============
Alloh SWT berfirman, 'Shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.' (QS. Al-Ankabut 29: 45). Maka, barangsiapa yang ingin mengenal hakikat dirinya di sisi Alloh dan mengetahui keadaannya bersama Alloh, perhatikanlah shalatnya. Apakah ia melakukan shalat dengan khusyuk dan tenang atau dengan lalai dan tergesa-gesa?
===============
Jika engkau tidak menunaikan shalat dengan khusyuk dan tenang, sesalilah dirimu! Sebab, orang yang duduk dengan pemilik kesturi, ia akan dapatkan wanginya.
Sementara, ketika shalat, sesungguhnya engkau duduk bersama Alloh. Jika engkau ada bersama-Nya tetapi tidak mendapatkan apa-apa, berarti ada penyakit dalam dirimu, mungkin berupa sombong, ujub, atau kurang berADAB.
===============
Alloh SWT berfirman, 'Akan Ku-palingkan dari ayat-ayat-Ku orang yang bersikap sombong di muka bumi dengan tidak benar.' (QS Al-A'raf 7: 146).
===============
Karena itu, setelah menunaikan shalat, janganlah terburu-buru pergi meninggalkan tempat shalat. Duduklah untuk berdzikir mengingat Alloh seraya meminta ampunan atas segala kekurangan.
===============
Bisa jadi shalatnya tidak layak diterima. Tapi, setelah berzikir dan beristigfar, shalatnya menjadi diterima.
Rosululloh SAW sendiri selepas shalat selalu membaca istigfar sebanyak tiga kali.'"
===============
Ibnu Atha'illah r.a dalam Kitab Taj Al-'Arus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar