Selasa, 11 September 2018

Ibu Para Ulama

Ibu Para Ulama

Seorang wanita, baik ibu maupun saudari perempuan adalah pilar masyarakat.Mereka memiliki peranan besar dalam mendidik dan mengawasi pertumbuhan anak-anak.Mereka pula yang membantu para suami fokus kala bekerja.Di antara contoh idelanya adalah ibu kita, Khadijah radhiallahu ‘anha, istri Rasulullah ﷺ. Beliau adalah seorang wanita super istimewa.Keistimewaannya adalah penghargaan terhadap peranan-peranannya.Ia adalah seorang wanita yang sukses dalam bisnis. Bertanggung jawab di rumah dan berperan untuk anak-anaknya.Lihatlah anak-anaknya, terwarisi karakter mulia dan luhur. Ia adalah orang yang terbaik bagi Rasulullah ﷺ.

Membaca kisah hidup para ulama, para pembimbing umat dan masyarakat, Anda akan menyaksikan bagaimana ibu mereka mendidik dan menanamkan karakter mulia kepada mereka. Ibu mereka menanamkan dasar-dasar agama dan pokok-pokok akidah islamiyah untuk buah hatinya.Lalu pribadi-pribadi mulia tertempa menjadi anak-anak akhirat bukan anak-anak dunia.

Ketika kita lupa dan lalai terhadap peranan ini, maka akan lahirlah generasi yang gamang akidah dan agamanya. Generasi yang mudah terombang-ambing tak berprinsip.Mereka tergerus mengalir bersama zaman, terbang bersama hembusan angin pemikiran.

Sejarah kita mencatat contoh ibu-ibu yang istimewa.Ibu-ibu yang melahirkan tokoh-tokoh besar ulama Islam.Mereka inilah yang terdepan untuk dijadikan teladan, wahai pemudi-pemudi Islam.

Pertama: al-Khansa, Tumadhar binti Amr bin al-Harits Ibu Para Mujahid

Ketika umat Islam bersiap dan menghitung jumlahpasukan menghadapi Perang Qadisiyah, saat itu pula al-Khansa bersama empat orang putranya siap berangkat bersama pasukan berjumpa dengan pasukan Persia.

Dalam sebuah kemah di tengah ribuan kemah lainnya, al-Khansa mengumpulkan keempat putranya.Ia berwasiat, “Anak-anakku, kalian memeluk Islam dengan penuh ketaatan dan hijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang hak kecuali Dia, sungguh kalian terlahir dari ibu yang sama. Aku tidak pernah mengkhianati ayah kalian.Tak pernah mempermalukan paman kalian.Tak pernah mempermalukan nenek moyang kalian.Dan takpernah pula menyamarkan nasab kalian. Kalian semua tahu balasan besar yang telah Allah siapkan bagi seorang muslim dalam memerangi orang-orang yang kafir. Ketahuilah (anak-anakku), negeri yang kekal itu lebih baik dari tempat yang fana ini. Allah Ta’ala berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS:Ali Imran | Ayat: 200).

Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan kepada Allah atas musuh-musuh-Nya”.

Ketika sinar pagi telah terbit, kedua pasukan pun bertemu.Gugurlah orang-orang yang ditakdirkan gugur. Dan mereka yang ditakdirkan hidup, akan tetap hidup walaupun berangkat mencari kematian.

Usai peperangan, al-Khansa mencari kabar tentang putra-putranya.Kabar syahid anak-anaknya sampai kepadanya.Ia berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap Rabku mengumpulkanku bersama mereka dalam kasih sayang-Nya.”

Kedua: Ibu Sufyan ats-Tsaury

Sufyan ats-Tsaury adalah tokoh besar tabi’ at-tabi’in.Ia seorang fakih yang disebut dengan amirul mukminin fil hadits (pemimpin umat Islam dalam hadits Nabi). Di balik ulama besar generasi ketiga ini, adaseorang ibu yang shalihah.Ibu yang mendidik dan menginfakkan waktu untuk membimbingnya.Sufyan mengisahkan, “Saat aku berencana serius belajar, aku bergumam, ‘Ya Rab, aku harus punya penghasilan (untuk modal belajar pen.)’.Sementara kulihat ilmu itu pergi dan menghilang.Apakah kuurungkan saja keinginan belajar.Aku memohon kepada Allah agar Dia (Yang Maha Pemberi rezeki) mencukupiku”.

Beliau merasa bimbang jika menuntut ilmu, maka butuh modal dan bekal.Jika mencari modal dan bekal tidak bisa fokus belajar.Karena ilmu itu mudah pergi dan menghilang.

Datanglah pertolongan Allah melalui ibunya. Ibunya berkata, “Wahai Sufyan anakku, belajarlah..aku yang akan menanggumu dengan usaha memintalku”.

Ibunya menyemangati, menasihati, dan mewasiatinya agar semangat menggapai pengetahuan.Di antara ucapan ibunya adalah “Anakku, jika engkau menulis 10 huruf, lihatlah!Apakah kau jumpai dalam dirimu bertambah rasa takutmu (kepada Allah), kelemah-lembutanmu, dan ketenanganmu?Jika tidak kau dapati hal itu, ketahuilah ilmu yang kau catat berakibat buruk bagimu.Ia tidak bermanfaat untukmu”.

Inilah di antara bentuk perjuangan ibu Sufyan ats-Tausry.

Ketiga: Ibu Imam Malik bin Anas

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Uwais, “Aku mendengar pamanku, Malik bin Anas, bercerita, ‘Dulu, sewaktu aku kecil, ibuku biasa memakaikanku pakaian dan mengenakan imamah untukku. Kemudian ia mengantarkanku kepada Rabi’ah bin Abi Abdirrahman. Ibuku mengatakan, ‘Anakku, datanglah ke majelisnya Rabi’ah.Pelajari akhlak dan adabnya sebelum engkau mempelajari hadits dan fikih darinya’.”

Keempat: Ibu Imam asy-Syafi’i

Ayah Imam asy-Syafi’i wafat dalam usia muda. Ibunyalah yang membesarkan, mendidik, dan memperhatikannya hingga kemudian Muhammad bin Idris asy-Syafi’i menjadi seorang imam besar. Ibunya membawa Muhammad kecil hijrah dari Gaza menuju Mekah.

Di Mekah, ia mempeljari Alquran dan berhasil menghafalkannya saat berusia 7 tahun. Kemudian sang ibu mengirim anaknya ke pedesaan yang bahasa Arabnya masih murni. Sehingga bahasa Arab pemuda Quraisy ini pun jadi tertata dan fasih.

Setelah itu, ibunya memperhatikannya agar bisa berkuda dan memanah. Jadilah ia seorang pemanah ulung. 100 anak panah pernah ia muntahkan dari busurnya, tak satu pun meleset dari sasaran.

Dengan taufik dari Allah ﷻ kemudian kecerdasan dan kedalaman pemahamannya, saat beliau baru berusia 15 tahun, Imam asy-Syafi’i sudah diizinkan Imam Malik untuk berfatwa. Hal itu tentu tidak terlepas dari peranan ibunya yang merupakan seorang muslimah yang cerdas dan pelajar ilmu agama.

Imam asy-Sayfi’i bercerita tentang masa kecilnya, “Aku adalah seorang anak yatim.Ibukulah yang mengasuhku. Namun ia tidak memiliki biaya untuk pendidikanku… …aku menghafal Alquran saat berusia 7 tahun. Dan menghafal (kitab) al-Muwaththa saat berusia 10 tahun.Setelah menyempurnakan hafalan Alquranku, aku masuk ke masjid,duduk di majelisnya para ulama.Kuhafalkan hadits atau suatu permasalahan.Keadaan kami di masyarakat berbeda, aku tidak memiliki uang untuk membeli kertas.Aku pun menjadikan tulang sebagai tempat menulis”.

Walaupun memiliki keterbatasan materi, ibu Imam asy-Syafi’i tetap memberi perhatian luar biasa terhadap pendidikan anaknya.

Kelima: Ibu Imam Ahmad bin Hanbal

Ibu Imam Ahmad bernama Shafiyah binti Maimunah binti Abdul Malik. Ayahnya wafat di usia muda, 30 tahun. Ibunya pun hidup menjanda dan enggan menikah lagi, walaupun usianya belum mencapai 30 tahun.Ia hanya ingin fokus memenuhi kehidupannya untuk anaknya. Buah usahanya adalah yang kita tahu saat ini.Imam Ahmad menjadi salah seorang imam besar bagi kaum muslimin.ia adalah imam madzhab yang empat. Semoga Allah merahmati ibu Imam Ahmad.

Keenam: Ibu Imam al-Bukhari

Imam al-Bukhari tumbuh besar sebagai seorang yatim.Ibunyalah yang mengasuhnya.Ibunya mendidiknya dengan pendidikan yang terbaik.Mengurus keperluannya, mendoakannya, dan memotivasinya untuk belajar dan berbuat baik.

Saat berusia 16 tahun, ibunya mengajak Imam al-Bukhari bersafar ke Mekah.Kemudian meninggalkan putranya di negeri haram tersebut. Tujuannya agar sang anak dapat menimba ilmu dari para ualma Mekah. Dari hasil bimbingan dan perhatian ibunya, jadilah Imam al-Bukhari seperti yang kita kenal saat ini.Seorang ulama yang gurunya pernah mengatakan, “Tidak ada orang yang lebih hebat darinya (dalam ilmu hadits)”.

Ketujuh: Ibu Ibnu Taimiyah

“Demi Allah, seperti inilah caraku mendidikmu. Aku nadzarkan dirimu untuk berkhidmat kepada Islam dan kaum muslimin.Aku didik engkau di atas syariat agama.Wahai anakku, jangan kau sangka, engkau berada di sisiku itu lebih aku cintai dibanding kedekatanmu pada agama, berkhidmat untuk Islam dan kaum muslimin walaupun kau berada di penjuru negeri. Anakku, ridhaku kepadamu berbanding lurus dengan apa yang kau persembahkan untuk agamamu dan kaum muslimin. Sungguh –wahai ananda-, di hadapan Allah kelak aku tidak akan menanyakan keadaanmu, karena aku tahu dimana dirimu dan dalam keadaan seperti apa engkau. Yang akan kutanyakan dihadapan Allah kelak tentangmu –wahai Ahmad- sejauh mana khidmatmu kepada agama Allah dan saudara-saudaramu kaum muslimin”.

Inilah surat yang ditulis ibu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kepada dirinya, setelah beliau memohon izin kepada sang ibu untuk tetap tinggal di Mesir.

Surat ini memberikan kesan yang cukup mendalam kepada kita tentang bagaimana sosok ibunda Ibnu Taimiyah.Wanita shalihah yang berorientasi akhirat.Wanita kuat yang lebih senang anaknya bermanfaat bagi orang banyak ketimbang untuk dirinya sendiri.Wanita cerdas yang menjadikan anaknya investasi untuk kehidupan setelah kematian.

Ibunda Ibnu Taimiyah memberikan kesan bahwa ia adalah wanita yang teguh jiwa dan hatinya. Semoga Allah merahmatinya.

Kedelapan: Saudari Imam Ibnu Hajar al-Asqalani

Ia adalah seorang wanita yang cerdas dan senang menelaah buku-buku. Ibnu Hajar memujinya dengan mengatakan, “Ia adalah ibuku setelah ibuku (yang melahirkanku pen.)”.Ia adalah seorang wanita yang memiliki banyak ijazah dari ulama Mekah, Damaskus, Balbek, dan Mesir.

Ibnu Hajar mengatakan, “Ia mempelajari khat, menghafal banyak surat Alquran, termasuk orang yang banyak menelaah buku, dan ia pandai dalam hal itu”.Kata Ibnu Hajar pula, “Ia baik dan sangat sayang kepadaku”.

Karena begitu besar pengatuh saudarinya dalam kehidupannya, sampai-sampai Ibnu Hajar membuat syair tentangnya ketika ia meninggal.

Kesembilan: Ibu Abdurrahman bin an-Nashir

Amirul mukminin Abdurrahman bin an-Nashir adalah penguasa Andalusia yang kala itu tengah dilanda kegoncangan. Kemudian ia berhasil membuat wilayah itu stabil. Ia berhasil memimpin pasukannya masuk ke jantung wilayah Perancis dan sebagian wilayah Swiss. Kemudian menguasai Italia.Ia pun menjadi raja terbesar di Eropa.

Di belakangnya ada seorang wanita yang berhasil mendidik dan membinanya.Abdurrahman an-Nashir adalah seorang yatim yang dibesarkan ibunya. Sang ayah tewas dibunuh pamannya saat Abdurrahman masih kecil.

Kesepuluh: Ibu Sultan Muhammad al-Fatih

Setelah shalat subuh, Ibu Sultan Muhammad al-Fatih mengajarinya tentang geografi, garis batas wilayah Konstantinopel. Ia berkata, “Engkau –wahai Muhammad- akan membebaskan wilayah ini. Namamu adalah Muhammad sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ. Muhammad kecil pun bertanya, “Bagaimana aku bisa membebaskan wilayah sebesar itu wahai ibu?” “Dengan Alquran, kekuatan, persenjataan, dan mencintai manusia”, jawab sang ibu penuh hikmat.

Itulah ibu Muhammad al-Fatih, mendidik anaknya di waktu berkah pagi hari.Dia tidak membiarkan anaknya terbiasa dengan tidur di waktu pagi.Ia lakukan sesuatu yang menarik perhatian sang anak.Memotivasinya dengan sesuatu yang besar dengan dasar agama dan kasih sayang, bukan spirit penjajahan.

📖BILA KEHIDUPANMU TAK TERARAH🌌*

*📖BILA KEHIDUPANMU TAK TERARAH🌌*
.
.
🕌 Ibnul Qayyim -rohimahulloh- mengatakan:
.
*“Hati yang kacau tidak menentu, tidak ada yang bisa memperbaikinya kecuali menghadapkan hati itu kepada Allah.” [📖Zadul Ma’ad 2/82].
.
Sufyan bin Uyainah -rohimahulloh- sebelumnya telah mengatakan:
.
Para ulama dahulu biasa saling menasehati satu sama lain dengan kata-kata ini:
.
“Barangsiapa memperbaiki keadaan batinnya, niscaya Allah perbaiki keadaan lahirnya.
.
**Barangsiapa memperbaiki hubungan dia dengan Allah, niscaya Allah akan perbaiki hubungan dia dengan manusia.
.
Barangsiapa beramal untuk akhiratnya, niscaya Allah akan cukupkan kehidupan dunianya.”
.
[📖Kitab Ikhlash, karya Ibnu Abid Dunya].
.
.
Seringkali kita merasa keadaan kita tidak terarah, tidak menentu, tidak teratur, hampa, gersang, dst..
.
Jika keadaan ini menimpa kita, ingatlah bahwa itu pertanda kita sudah jauh dari Allah.. Solusinya sangat sederhana sebenarnya, hanya saja semua kembali kepada kita, mau atau tidak untuk “move on.”
.
Segeralah kembali kepada Allah, dan fokuslah dengan ibadah.. Jika ibadah kita beres, Allah akan membereskan kehidupan kita dan memberkahi waktu kita.. Karena sangat tidak mungkin Allah melantarkan orang yang mendekat kepada Dia dengan ikhlas dan sesuai tuntunan.
.
Silahkan dishare.. semoga bermanfaat..
.
🗒Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى.
.
.
ref : http://bbg-alilmu.com/archives/29185

HIJRAH KE NEGERI HIJRAH AKHIR ZAMAN*

*

Oleh:
*Ahmad Musyafa’*

Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1440 H! Semangat baru! Perencanaan peta hidup baru! Optimis dengan pertolongan Allah _(subhanahu wa ta’ala)!_ Hijrah merupakan momentum besar bagi umat Islam. Sehingga Khalifah Umar bin Khattab _(radliyallahu ‘anhu)_ menetapkannya sebagai awal kalenderisasi Islam.

Agar selalu menjadi pengingat. Ada lompatan capaian maha dahsyat dalam kesuksesan dakwah Islam. Tonggak pembatas sejarah; antara periode dakwah Makkah dan Madinah. Antara bertahan dari berbagai tekanan dan membela diri menunjukkan eksistensi. Dari penyiapan pondasi kokoh akidah, menuju pembentukan masyarakat berperadaban dan ekspansi dakwah.

Hijrah fisik telah berakhir. Artinya perpindahan dari satu negeri menuju negeri yang lain sudah usai. Ditandai dengan kemenangan agung Fathu Makkah. _“Tidak ada Hijrah pasca Fathu Makkah, tetapi (yang ada adalah) jihad dan niat. Jika kalian diperintah untuk berjihad maka berangkatlah.”_ (HR. Bukhari). Tidak ada hijrah meninggalkan negeri Islam, yang ada adalah mempertahankan negeri Islam, tanah wakaf Islam hingga hari kiamat.

Itulah kenapa anak-anak penjaga Masjid Al-Aqsha ketika ditanya, “Kenapa kalian tidak hijrah saja dari Baitul Maqdis, ke negeri yang lebih aman?” Jawaban mereka seragam, “Kalau kami tinggalkan Baitul Maqdis, siapa yang akan menjaga tanah suci Islam dan Masjid Suci Al-Aqsha?” Jawaban tanpa keraguan sama sekali. Nyawa dan darah sangat murah bagi mereka demi menjaga kesucian negeri para nabi.

Allah takdirkan negeri ini sebagai tempat untuk menghancurkan kezaliman dan memuliakan pembela kebenaran. Hegemoni Romawi berakhir di sini di tangan Khalifah Umar bin Khattab _(radliyallahu ‘anhu)._ Kaum Salibis setelah berkuasa 90 tahun hancur di sini di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi. Zionis Israel yang berada pada puncak kezalimannya di Baitul Maqdis saat ini, akan menjadi kuburan mereka. Mereka pun menyadari bahwa kuburan mereka ada di Baitul Maqdis. Tetapi siapa yang menggerakkan mereka berbondong-bondong datang ke Baitul Maqdis? Hingga kehancuran Dajjal dan Ya’juj Ma’juj akan berakhir di Negeri Padang Mahsyar ini.

Bahkan negeri ini menjadi negeri tujuan hijrah akhir zaman yang direkomendasikan Rasulullah _(shallallahu ‘alaihi wasallam)._ Ketika dunia sudah dipenuhi dengan fitnah. Ketika dunia dipimpin oleh tangan-tangan kejam dan zalim _(Mulkan Jabbarin)._ Maka tibalah saatnya hijrah ke negeri yang diperintahkan Rasulullah _(shallallahu ‘alaihi wasallam),_ Baitul Maqdis. Ya, tidak ada negeri yang lebih baik selain Baitul Maqdis ketika datang masa itu.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «سَتَكُونُ هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ، فَخِيَارُ أَهْلِ الْأَرْضِ أَلْزَمُهُمْ مُهَاجَرَ إِبْرَاهِيمَ، وَيَبْقَى فِي الْأَرْضِ شِرَارُ أَهْلِهَا تَلْفِظُهُمْ أَرْضُوهُمْ، تَقْذَرُهُمْ نَفْسُ اللَّهِ، وَتَحْشُرُهُمُ النَّارُ مَعَ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ».

Dari Abdullah bin Amr berkata, Sesungguhnya Rasulullah _(shallallahu ‘alaihi wasallam)._ bersabda: _“Akan terjadi hijrah setelah hijrah, sebaik-baik penduduk bumi adalah yang tinggal di tempat hijrah Nabi Ibrahim, dan yang menetap di bumi adalah orang-orang buruk, bumipun mencaci mereka, dan Allah membenci mereka hingga Allah menggiring mereka ke neraka bersama monyet dan anjing.”_ (HR. Abu Dawud, Ahmad, Al-Hakim)

Imam Ibnu Taimiyah _(rahimahullah)_ menjelaskan hadis ini, bahwa tempat Hijrah Nabi Ibrahim adalah Syam. Setiap penyebutan keutamaan Syam dalam hadis secara otomatis berkaitan dengan Masjid Al-Aqsha. Karena inti kesucian dan keberkahan _(Muqaddas wa Mubarak)_ negeri Syam ada di Masjid Al-Aqsha. _Baarakna fihi, Barakna ‘alaihi, Barakna haulahu,_ yang diberkahi Allah di sekelilingnya. Keberkahannya meliputi negeri Syam keseluruhan. 

Kita semua sedang menuju kepada akhir zaman. Fenomena akhir zaman berkaitan erat dengan Baitul Maqdis. Kita semua akan dikumpulkan di Padang Mahsyar setelah hari kiamat. Padang Mahsyar itu ada di Baitul Maqdis Palestina. Cepat atau lambat kita akan ke negeri padang mahsyar. Tinggal bagaimana model kedatangan kita. Apakah tercatat sebagai pembela Baitul Maqdis? Atau tercatat yang menjauhi Baitul Maqdis? Atau tergolong yang berlepas diri dari urusan Baitul Maqdis? Atau termasuk yang menghalangi orang menuju Baitul Maqdis? اللهم استعملنا ولا تستبدلنا

_Al-Faqier ila ‘afwi Rabbih_

Minggu, 09 September 2018

📖 Tadabbur Hidayah Qur'an*

*📖 Tadabbur Hidayah Qur'an*
*7⃣ Muqaddimah*

📋 Perbedaan tafsir dan tadabbur

1⃣ Tafsir adalah mengetahui makna yang dimaksudkan pada ayat,
▶ Sedangkan tadabbur lebih luas, yaitu mengetahui arti dan maksud dari ayat, mengeluarkan petunjuk-petunjuknya, dan mengimplementasikannya dalam keimanan, keilmuan, dan amalan.

2⃣ Ahli tafsir menafsiri al-Qur’an dengan tujuan memahami maksud-maksud dari ayat,
▶ sedangkan tadabbur tujuannya adalah mengetahui kandungannnya untuk diimplementasikan dalam keimanan, keilmuan, dan amalan.

3⃣ Tafsir wajib berdasarkan kebutuhan dalam memahami kitab Allah.
▶ Adapun Tadabbur wajib bagi setiap orang walaupun berbeda kualitasnya antara satu dengan yang lainnya, oleh karenanya ayat di dalam al-Qur’an secara lafazh ditujukan kepada orang-orang kafir.

4⃣ Tafsir memiliki syarat-syarat banyak sebagaimana dsebutkan dalam kitab-kitab ulumil Quran (ilmu-ilmu al-Qur’an)
▶ Sedangkan Tadabbur tidak dibutuhkan syarat-syarat kecuali memahami makna ayat secara umum dan disertai dengan niat yang baik. (ar-Rabiah, Mafhumut tadabbur fi dhauil kitab was sunnah, hal 186, bitasharruf)

KH. Bachtiar Nasir
_________________________
*UBNDigitalAcademy*
*AQLIslamicCenterJakarta*
*Admin : 0811-872-2017*
*Instagram : @ubndigitalacademy*

*Tadabbur Hidayah Qur'an; Cerahkan Pikiran dan Bersihkan Hati untuk Amal yang Terbaik*

Jumat, 07 September 2018

CARILAH ULAMA YANG DIBENCI ORANG-ORANG KAFIR DAN MUNAFIQ

Seseorang bertanya padaku "ulama seperti apa yang harus aku percayai ? aku bingung ukhty". Jawaban ini untukmu duhai hati yang mencintai Allah dan Allah mencintaimu

CARILAH ULAMA YANG DIBENCI ORANG-ORANG KAFIR DAN MUNAFIQ

Imam asy Syafi’i rahimahullah, beliau berkata :

“Nanti diakhir zaman akan banyak Ulama’ yang membingungkan umat, sehingga umat bingung untuk membedakan dan memilih yang mana Ulama’ Warosatul Anbiya’ (penerus nabi) dan yang mana ulama’ suu’ (jahat) yang menyesatkan umat.”

Maka Imam Syafi’i rahimahullah pun melanjutkan:

“Carilah Ulama’ yang paling dibenci oleh orang-orang kafir dan orang munafiq, dan jadikanlah ia sebagai Ulama’ yang membimbingmu, dan jauhilah ulama’ yang dekat dengan orang kafir dan munafiq kerana ia akan menyesatkanmu, menjauhimu dari keredhaan Allah.”

Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah salah seorang Ulama’ Salaf berkata:

“Jika diakhir zaman nanti kalian mendapati perselisihan diantara umat, maka wajib bagi kalian memegang Fatwa Ulama’ AHLUTS TSUGHUR"

Apa yang dimaksudkan dengan Ahluts Tsughur?

Ahluts Tsughur adalah Ahlul Jihad, para Ulama’ yang berada di front-front Jihad.

Dari Abu Dzar ra, Nabi bersabda:
"Ada hal yang aku takutkan pada ummatku melebihi Dajjal yaitu Ulama yang sesat lagi menyesatkan".

Maka Kenalilah AL-HAQ Mulai Sekarang Agar Jangan Sampai Kalian Ikut Serta Dalam Memeranginya Dan Memfitnahnya Dengan Fitnah Dan Tuduhan-Tuduhan Keji, Semoga Kita Semua Diselamatkan Dan Dilindungi Allah SWT Dari Fitnah Dan Huru-Hara Akhir Zaman. Aamiin

Semoga bermanfaat 😌

Rabu, 05 September 2018

18 Kata-kata Bijak Ustadz Abdul Somad: Yang Sangat Menyentuh...*

*18 Kata-kata Bijak Ustadz Abdul Somad: Yang Sangat Menyentuh...*

1. Syukurilah semua yang diberikan Allah SWT. Jika kau masih hidup bersyukurlah masih melakukan amal sholeh. Jika kau mati tetap bersyukurlah, setidaknya dosamu tidak semakin bertambah.

2. Ketika engkau susah di dunia ini. Sabarlah, karena ia hanya sementara. Ketika engkau diberi kesenangan di dunia ini jangan bangga dan sombong karena ia juga hanya sementara.

3. Kita tidak perlu satu organisasi, satu sekolah ataupun satu guru, kita beteman di satu titik, mukhlisinnalahuddin. Mudah-mudahan titik itulah yang mempertemukan kita.

4. Jika mencari kawan tak bercacat, selamanya kita tak kan berkawan. Jika mencari pasangan yang sempurna, selamanya kita tak kan berpasangan.

5. Hari ini kita boleh kalah dalam segala hal, tapi tanamkan pada anak anak kita bahwa 10 atau 20 tahun lagi mereka akan memimpin negeri ini dengan cara yang Allah ridhoi.

6. Kalau dengan memiliki motor dan mobil bertambah ketaatan kita kepada Allah, maka itu adalah rezeki. Tapi kalau dengan kendaraan itu menjauhkan diri dari Allah, dipakai untuk pergi ke tempat maksiat, maka itu adalah laknat dan azab. Hati-hati.

7. Kebahagiaan seorang guru ialah ketika melihat muridnya sukses dunia dan akhirat.

8. Bahagia itu terletak pada syukur. Siapa yang bersyukur kepada Allah, maka dialah orang yang paling bahagia.

9. Apapun yang terjadi, Islam akan tetap ditolong Allah. Yang menjadi masalah adalah, apa yang telah dan akan kita lakukan untuk Islam, demi untuk menolong diri kita di dunia dan akhirat nanti? Jangan jawab dengan lidah, karena lidah terlalu mudah untuk berkata-kata. Tapi, jawablah dengan perbuatan.

10. Hidup ini seperti bahtera di lautan. Di atas ada ombak kencang yang akan menghadang. Dari bawah ada batu karang yang besar. Tak ada yang bisa menguatkan hidup ini, kecuali Allah Ta'ala.

*11. Jangan batasi ibadah hanya ketika di Masjid. Ada yang menganggap beramal itu hanya ketika duduk di Masjid, sholat, dzikir dan membaca Al-Quran. Jangan lupa, bekerja dari jam 8 pagi sampai 4 sore, ditambah lagi apabila lembur itu juga adalah amal. Karena, bekerja mencari nafkah yang halal untuk keluarga di rumah adalah ibadah, bernilai pahala di hadapan Allah Ta'ala. Maka, kalau dipahami bahwa bekerja adalah amal ibadah, tidak akan ada pegawai yang main "game on-line" saat jam kantor, tidak akan ada pedagang yang memainkan timbangan, tidak akan ada karyawan yang curang dalam laporan tugasnya.*

12. Kalau engkau sudah menikah, maka pandanglah saudaramu yang belum menikah, maka akan timbul rasa syukur.

13. Wujud syukur yang sederhana ialah mengucap syukur "Alhamdulillaahirobbil 'aalamiin. Segala puji hanya bagi Allah" . Namun sesungguhnya Hakikat dari Rasa Syukur itu adalah memastikan setiap tarikkan nafas kita senantiasa dalam "ketaatan" kepada Allah Ta'ala.

*14. Berkawan karena harta, harta akan binasa. Berkawan karena kuasa, kuasa tak akan lama, paling 5 tahun kalau tak di tangkap KPK. Tapi, kalau berkawan karena Allah maka akan kekal abadi.*

15. Dunia ini hanya setetes air. Kalau kau tak dapat jangan sedih, karena yang kau tak dapat hanya setetes. Dan kalau kau dapat, jangan bangga, karena yang kau dapat hanya setetes.

16. Ketika terasa diri ini hampa, tak ada apa-apa, bagai butiran debu di tengah samudera keagungan Allah. Saat itulah rahmat Allah turun meyentuh rasa yang dapat diwakili kata.

17. Air selalu mengalir, dia tidak bisa ditahan. Ketika dia ditahan, maka dia akan menjadi sebuah perlawanan yang besar. Air nampak lemah, ketika dia sedikit. tapi, ketika dia sudah berkumpul maka menjadi besar, dia menjadi kekuatan yang luar biasa. Belajarlah dari air.

18. Keberanian tidak mempercepat kematian, dan ketakutan tak dapat mengelakkan dari kematian. Kita pasti mati, tapi mati dalam keadaan apa? Pilihan ada di tangan kita.