Minggu, 24 Maret 2019

ANDA BUDAK DUNIA ?

*ANDA BUDAK DUNIA ???*

Kalo orang ditanya apakah anda budak dunia ? kemungkinan besar jawabnya

*"Saya bukan budak dunia"*

Tapi ketika disodorkan *"37 Tanda Budak Dunia"* dan kemudian ditanya lagi *"Apakah Anda Budak Dunia ?"* Kemungkinan sebagian besar orang baru tersedar kalo ternyata dirinya sudah menjadi budak dunia.Dan akhirnya mengakui..

*"Ya..Ternyata...Saya Budak Dunia"*

Ada yang punya sedikit tanda.... Alhamdulillah...
Ada yang punya banyak tanda.. Naudzubillah

*Sudah tahu kan 37 tanda budak dunia ?*
Kalo belum tahu silahkan *baca dengan pelan pelan & penuh penghayatan serta kejujuran*

1. Anda tidak bersiap-siap saat waktu shalat akan tiba.

2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur'an lantaran Anda terlalu sibuk.

3. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah tapi tidak pernah berpikir bagaimana caranya agar kualitas & kuantitas ibadah bertambah

4. Bangun tidur yang di ingat urusan dunia.

5. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram dan tidak sesuai hukum Alloh & syariat Islam.

6. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik. "Aku akan mengerjakannya ntar,besok, nanti, dan seterusnya."

7. Tidak sempat shalat dhuha walau hanya 2 rakaat.

8. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebriti dan hal2 yang penuh glamour.

9. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.

10. Berat sekali melangkahkan kaki ke masjid.

11. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.

12. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.

13. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.

14. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil.apalagi dosa-dosa besar.

15. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.

16. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain.

17. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.

18. Menunggu shalat sambil main Smartphone,hp, baru selesai shalat langsung main smartphone,hp.

19. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.

20. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.

21. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.

22. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.

23. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.

24. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.

25. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.

26. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia.

27. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan *harta riba*, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu-satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.

28. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.

29. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.

30. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.

31. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.

32. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.

33. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.

34. Anda mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan,kegiatan duniawi lainnya.

35. Pagi & Sore dilewati tanpa dzikir padahal sudah tahu keutamaanya.

36. Dalam satu minggu tidak sekalipun sempat shalat tahajud padahal sudah tahu manfaatnya.

37. Dalam satu minggu ini Shalat Subuhnya lebih sering kesiangan, bagi laki laki shalat Fardlunya lebih sering di rumah.

Apakah Tanda2 diatas ada yg melekat pada diri anda ?

*Semakin banyak tanda yang anda miliki berarti semakin dalam anda sudah terseret menjadi budak kehidupan dunia.*
*Astaghfirullohal adzim.....*

Sumber Inspirasi :
Buku *"Berani Jadi Taubaters!"* dengan beberapa penambahan

*Semoga Yang Ikut Menyebarluaskan Tulisan Ini, Allah Jadikan dia & keluarganya Muslim/Muslimah Yang Sukses Mulia Dunia Akhirat !!!!!*

*Semoga bermanfaat. Barokallohu fiikum.*
*Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin*

Jumat, 22 Maret 2019

Bagi anda yg belum tahu Tahun Hijriah kelahiran anda,

*Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh*

*Bagi anda yg belum tahu Tahun Hijriah kelahiran anda, dapat di lihat di bawah ini,*
Masehi   Hijriah  Umur
1934       1354         85
1935       1355         84
1936       1356         83
1937       1357         82
1938       1358         81
1939       1359         80
1940       1360         79
1941       1361         78
1942       1362         77
1943       1363         76
1944       1364         75
1945       1365         74  
1946       1366         73
1947       1367         72
1948       1368         71
1949       1369         70
1950       1370         69
1951       1371         68
1952       1372         67
1953       1373         66
1954       1374         65
1955       1375         64
1956       1376         63
1957       1377         62
1958       1378         61
1959       1379         60
1960       1380         59
1961       1381         58
1962       1382         57
1963       1383         56
1964       1384         55
1965       1385         54
1966       1386         53
1967       1387         52
1968       1388         51
1969       1389         50
1970       1390         49
1971       1391         48
1972       1392         47
1973       1393         46
1974       1394         45
1975       1395         44
1976       1396         43
1977       1397         42
1978       1398         41
1979       1399         40
1980       1400         39
1981       1401         38
1982       1402         37
1983       1404         36
1984       1405         35
1985       1406         34
1986       1407         33
1987       1408         32
1988       1409         31
1989       1410         30
1990       1411         29
1991       1412         28
1992       1413         27
1993       1414         26
1994       1415         25
1995       1416         24
1996       1417         23
1997       1418         22
1998       1419         21
1999       1420         20
2000       1421         19
2001       1422         18
2002       1423         17
2003       1424         16
2004       1425         15
2005       1426         14
2006       1427         13
2007       1428         12
2008       1429         11
2009       1430         10
2010       1431           9
2011       1432           8
2012       1433           7
2013       1434           6
2014       1435           5
2015       1436           4
2016       1437           3
2017       1438           2
2018       1439.          1
2019.      1440.          0

*_نتمنى لكم حياة سعيدة وطول العمر في طاعة  الله_*
#SUKSES  SESEORANG#

*@ Pada umur 4 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita tdk ngompol di celana;_

*@ Pada umur 7 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita tahu jalan pulang ke rumah;_

*@ Pada umur 12 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita punya banyak teman;_

*@ Pada umur 17 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita bisa mendapatkan KTP dan SIM;_

*@ Pada umur 23 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita lulus Perguruan Tinggi;_

*@ Pada umur 25 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita sudah dapat pekerjaan;_

*@ Pada umur 30 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita berhasil membangun Keluarga;_

*@ Pada umur 35 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita sudah bisa hidup mapan;_

*@ Pada umur 45 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita mampu menjaga kelihatan awet muda;_

*@ Pada umur 50 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau didikan kita thd anak membuahkan hasil;_

*@ Pada umur 60 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita masih mampu mengendarai atau mengemudikan kendaraan;_

*@ Pada umur 65 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita hidup tanpa mengidap penyakit;_

*@ Pada umur 70 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita merasa tidak menjadi beban;_

*@ Pada umur 75 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita masih punya banyak teman;_

*@ Pada umur 80 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita masih tahu jalan pulang ke rumah.;_

*@ Pada umur 85 tahun . . .*
_Sukses adalah kalau kita tidak ngompol di celana._

*LHOO ... KOK BALIK LAGI YAA. . . ???*

Perhatikan ayat 68 Surah YA-SIN : ~*Barang siapa Kami panjangkan umurnya, Kami kembalikan sifatnya (semula). Maka tiadakah mereka mengerti ?*

_(it's so natural, so..... enjoy our life cycle!!)_

*Sekarang : sukses kalau Anda bersedia membagikan tulisan ini ke banyak orang sebagai pengingat akan kehidupan*

Selasa, 19 Maret 2019

Allah Tidak Menyukai Kepada Orang yang Pintar Ilmu Dunia, Tapi Bodoh Ilmu Agama. A

Allah Tidak Menyukai Kepada Orang yang Pintar Ilmu Dunia, Tapi Bodoh
Ilmu Agama. Allah ﷻ berfirman :

يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ.

"Mereka hanya mengetahui yang nampak dari kehidupan dunia, dan terhadap kehidupan akhirat mereka lalai." (QS. Ar-Rum
, Ayat 7)

Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata :

أي: أكثر الناس ليس لهم علم إلا بالدنيا وأكسابها وشئونها وما فيها، فهم حذاق أذكياء في تحصيلها ووجوه مكاسبها، وهم غافلون عما ينفعهم في الدار الآخرة، كأن أحدهم مغفل لا ذهن له ولا فكرة

"Maknanya: Kebanyakan manusia tidak perhatian terhadap ilmu kecuali ilmu dunia, yaitu ilmu tentang macam-macam profesi, urusan-urusan dunia dan berbagai permasalahannya. Maka mereka pun menjadi terampil lagi pandai dalam berbagai lapangan pekerjaan dan profesi untuk menghasilkan keuntungan dunia, namun mereka lalai terhadap ilmu dan amal yang bermanfaat untuk mereka di akhirat." (Tafsir Ibnu Katsir 6/274)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

إِنَّ اللهَ تَعَالى يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنيَا جَاهِلٍ بِالآخِرَة.

"Sesungguhnya Allah ta'ala membenci setiap orang yang pandai dalam urusan dunia, tapi bodoh dalam urusan akhirat." (HR. Al-Hakim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Shahihul Jaami': 2760)

Imam Ahmad Rahimahullah berkata :

النَّاسُ إِلَى الْعِلْمِ أَحْوَجُ مِنْهُمْ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ لِأَنَّ الرَّجُلَ يَحْتَاجُ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فِي الْيَوْمِ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ وَحَاجَتُهُ إِلَى الْعِلْمِ بِعَدَدِ أَنْفَاسِهِ.

"Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman, karena seseorang butuh makan dan minum dalam sehari hanya satu atau dua kali, sedang kebutuhannya terhadap ilmu adalah sebanyak hembusan nafasnya." (Madaarijus Saalikin 2/440)

Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2188832814516390&id=1861409243925417

💡Official Fanspage
▪Telegram: https://t.me/inpalers
▪Facebook:
https://www.facebook.com/inpalers
▪Instagram:
https://www.instagram.com/inpalers
▪Web: insanpenjagaalquran.or.id

Senin, 18 Maret 2019

Silaturrahim atau Silaturrahmi

Silaturrahim atau Silaturrahmi ?

❓ *Tanya*

Apa arti silaturrahim/silaturrahmi ? Bagaimana hukum bahasanya dan bagaimana penggunaan yang benarnya? Apa bedanya dengan  dengan ziarah? شكرا

🗣  *Jawab*

Bismillaah...

_*1. Uraian Kata Silaturrahim*_

Sependek yang kami pahami, kata silaturrahim/silaturahmi merupakan transliterasi/pelafalan dari lafazh صِلَةُ الرَّحِمِ. Dengan demikian, ada dua kata di sana yakni صِلَةٌ yang bermakna "hubungan/ikatan" dan رَحِمٌ yang bermakna "rahim".

Keduanya lalu digabungkan menjadi idhofah (frase nominal dengan makna penyandaran kata) yakni  صِلَةُ الرَّحِمِ yang bermakna "ikatan rahim/kekerabatan". Hal yang sama seperti ungkapan Baabul Jannah (بَابُ الْجَنَّةِ) yang bermakna "pintu surga".

Perhatikan bahwa penulisan asalnya adalah "silatur-rahimi" lalu dalam pengucapan maka harokat kasroh terakhir tidak dibaca sehingga menjadi "silatur-rahim".

*Kesimpulan Asal Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" berasal dari Bahasa Arab yakni  صِلَةُ الرَّحِمِ

_*2. Penulisan Yang Benar*_

Dengan demikian, apakah yang benar adalah "silaturrahim" dan bukan "silaturrahmi" ?

👉 Secara umum, pada asalnya  yang lebih tepat adalah "silaturrahim". Hal ini dapat dilihat dalam berbagai hadits antara lain :

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ فَقَالَ الْقَوْمُ: مَا لَهُ مَا لَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَبٌ مَا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ  »

Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga.”

Orang-orang pun berkata, “Ada apa dengan orang ini? Ada apa dengan orang ini?”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang ini memiliki urusan penting.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada penanya, “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan membayar zakat serta menjalin tali silaturrahim.  (HR. Bukhari).

👉 Perhatikanlah, pada bagian akhir dari matan/isi hadits di atas terdapat lafazh تَصِلُ الرَّحِمَ.

Kata تَصِلُ  tersebut merupakan bentuk fi'il mudhori' untuk dhomir أَنْتَ (Anda) dari fi'il وَصَلَ - يَصِلُ yang dapat bermakna menghubungkan/menyambungkan.  Kata kerja وَصَلَ ini bentuk mashdarnya adalah صِلَةٌ.

👉 Lalu, bolehkah menggunakan kata "silaturrahmi" ?

Secara penulisan, hal ini boleh saja, karena kata "rahim" ini bisa memiliki bbrp bentuk

الرَّحِمُ ، والرَّحْمُ ، والرِّحْمُ : موضعُ تكوين الجنين ووعاؤُه في البطن

Rahim (dengan 3 bentuk penulisan yakni "Ar-rahim, ar-rahm, ar-rihm") =

"tempat pembentukan (dan berkembangnya) janin sekaligus sebagai kantung/pembungkus janin di dalam perut"

Dengan demikian, jika dirangkai dengan kata "silah" maka bisa dituliskan "silatur-rahim", "silatur-rahm", dan "silatur-rihm",

Dengan  demikian :

✍ Kata "silaturrahim" (dengan mewaqofkan bacaan akhir dari "silatur-rahimi" / صِلَةُ الرَّحِمِ) adalah lebih masyhur dan lazim karena sesuai dengan lafazh dalam hadits

✍ Kata "silaturrahmi" (dengan tidak mewaqofkan bacaan akhir dari "silatur-rahmi" / صِلَةُ الرَّحْمِ) adalah juga tidak  keliru,dari sisi penulisan

👉 Meskipun demikian, dari  sisi kelaziman pengucapan sebenarnya kurang tepat karena umumnya akan lebih ringan jika diwaqofkan sebagaimana kita lebih lazim mengucapkan "masjid" dan bukan "masjidun".

Selain itu,  seringkali kata yang diwaqofkan dan sebelumnya terdapat sukun maka lafal huruf "i" tersebut berpindah ke depan. Misalnya kata "witrun" (وِتْرٌ)  pada "sholatul witri" (صلاةُ الوترِ) lebih sering dilafalkan dengan "sholat witir".

Dengan demikian, kata "silatur-rahmi" / صِلَةُ الرَّحْمِ saat diwaqofkan maka akan lebih lazim dilafalkan dengan "silatur-rahim".

Meskipun demikian, penulisan yang terakhir ini yakni "silaturrahmi" dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia lebih lazim dikenal karena lebih baku. Hal ini dibuktikan dengan telah masuknya kata ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan kata "silaturrahmi" dalam Bahasa Indonesia hanya menggunakan satu "r" sehingga dituliskan menjadi "silaturahmi".

*Kesimpulan Penulisan Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" adalah bentuk asal dalam Bahasa Arab dan  lebih masyhur/lazim dari sisi syariat karena sesuai dengan lafazh dalam hadits

🌟 Kata "silaturahmi" lebih tepat disebut sebagai bentuk serapan dan bentuk baku dalam Bahasa Indonesia

_*3. Makna Kata Silaturrahim/Silaturahmi*_

Definisi silaturrahim menurut  kamus Al Ma'ani (yang padanan katanya adalah صِلَة القُرْبَى atau hubungan kekerabatan) adalah :

صِلَةُ الرَّحِمِ/صِلَة القُرْبَى : زيارة الأقارب والإحسان إليهم ، وعكسها قطيعة الرَّحم

Silaturrahim = mengunjungi dan berbuat baik kepada kaum kerabat, dan merupakan antonim/lawan kata dari "qa'thi'ur rahim" (memutuskan silaturrahim)

Selain itu, Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan istilah ini sebagai berikut :

وَأَمَّا صِلَةُ الرَّحِمِ فَهِيَ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأَقَارِبِ عَلَى حَسَبِ حَالِ الْوَاصِلِ وَالْمَوْصُولِ فَتَارَةً تَكُونُ بِالْمَالِ وَتَارَةً بِالْخِدْمَةِ وَتَارَةً بِالزِّيَارَةِ وَالسَّلَامِ وَغَيْرِ ذَلِكَ

“Adapun silaturrahim, ia adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya” (Syarh Shahih Muslim, 2/201).

Hal senada juga disampaikan oleh Ibnu Atsir dalam An Nihayah fi Gharibil Hadits, 5/191-192, dinukil dari Shilatul Arham, 5.

Dengan demikian, secara makna bahasa dan syariat dari penjelasan Imam Nawawi & Ibnu Atsir di atas, sebenarnya kurang tepat menggunakan istilah silaturrahim, pada semua perbuatan menyambung hubungan dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dan nasab.

Adapun sebagaimana dijelaskan di atas, istilah ini memang sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, silaturahmi telah mengalami perluasan makna dengan definisi sbb :

silaturahmi/si·la·tu·rah·mi/ n tali persahabatan (persaudaraan)

Hal ini mungkin saja juga dipengaruhi dengan anggapan bahwa kata rahim berkaitan dengan kata رَحِمَ - يَرْحَمُ yang bermakna "mengasihi, menyayangi".

Tentu saja tidak terlarang menggunakan istilah ini dalam konteks makna bahasa Indonesia, yaitu bermakna  "persahabatan dan persaudaraan". Hanya saja, hendaknya tidak mengaitkannya dengan dalil perintah dan keutamaan silaturrahim dalam istilah syariat karena keduanya adalah hal yang berbeda.

*Kesimpulan Penggunaan Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" penggunaannya asalnya dari Bahasa Arab dan secara syar'i lebih tepat digunakan untuk hubungan kekerabatan berdasarkan nasab saja

🌟 Kata "silaturahmi"  dalam Bahasa Indonesia bermakna lebih meluas yakni digunakan untuk hubungan persahabatan (persaudaraan)

*4. Jangan Ucapkan/Tuliskan Silaturrahiim*

Dalam beberapa kesempatan, terkadang kita mendengarkan orang mengucapkan silaturrahim dengan memanjangkan lafal kata akhirnya. Hal ini keliru karena bisa bermakna berbeda.

Jika ditelisik, pemanjangan bunyi diakhir kata pada "silaturrahiim" maka secar tulisan adalah صِلَةُ الرَّحِيْمِ. Kata "Ar-rahiim" merupakan salah satu asma'ul husna yakni nama dan sebutan bagi Alloh, sebagaimana terdapat dalam lafazh basmalah.

Kata "Ar-rahiim" sendiri secara masyhur bermakna "Yang Maha Penyayang".

Dengan demikian, pemanjangan bunyi diakhir kata pada "silaturrahiim"  adalah bermakna "hubungan/ikatan pada Yang Maha Penyayang" atau "hubungan/ikatan pada Alloh".

Bisa kita pahami bahwa maknanya sudah jauh melenceng dengan kata "silaturrahim". Untuk itu, hal ini sebaiknya kita hindari.

*Kesalahan Penulisan Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" bermakna "hubungan/ikatan kekerabatan"

🌟 Kata "silaturrahiim" bermakna "hubungan/ikatan pada Alloh"

*5. Tali Silaturrahiim ?*

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kata "silaturrahim" tersebut telah bermakna "hubungan/ikatan kekerabatan" sehingga

*5. Makna Ziarah*

Kata "ziarah" (زيارة) merupakan bentuk mashdar dari fi'il/kata kerja زَارَ - يَزُوْرُ yang bermakna "mengunjungi, mendatangi, menghubungi, menziarahi, singgah".

Dengan demikian, kata ziarah ini tidak sama dengan silaturrahim. Kata ziarah ini konotasinya lebih sempit yakni hanya kunjungan. Ziarah ini juga bisa dilakukan pada tempat manapun, misalnya ziarah kubur,  ziarah ke tempat bersejarah, mengunjungi orang sakit dll.

Adapun silaturrahim adalah "menjaga hubungan kekerabatan" sehingga tidak hanya berupa kunjungan pada keluarga/kerabat, namun bisa berupa  memberi bantuan harta/tenaga, memberi salam, ataupun cara lainnya.

Untuk itu, terlebih lagi kalau berbicara dengan Orang Arab,  jangan gunakan istilah "silaturrahim" untuk memaknai kata "berkunjung" namun gunakanlah "ziarah".

*Perbedaan Ziarah & Silaturrahim*

🌟 Kata "ziarah" bermakna "kunjungan" ke tempat manapun

🌟 Kata "silaturrahim" bermakna "upaya menguatkan hubungan kerabat" baik berupa kunjungan pada kerabat maupun dengan memberi bantuan harta/tenaga, memberi salam dll

الله أعلم

Semoga bermanfaat

_Muhammad Fathoni Abu Fa'iz Al Falimbani_

Sumber :
- Kamus Al Ma'ani
- Kamus Al Wasith
- muslim.or.id

••••✿❁✿•••✿❁✿•••••

*KOIN ARAB*
KOsakata & INformasi bahasa Arab

*Rauplah faidah Bahasa Arab yang kita temukan seperti saat kita menemukan koin emas*

🌐  Telegram (TG) Channel   t.me/KoinArab
🌐  https://www.facebook.com/KoinArabOK/

🤝  Grup Materi Whatsapp Ikhwan silahkan klik di
https://chat.whatsapp.com/DSGYJl1eSctIVc94OmKNu7

Atau di

https://chat.whatsapp.com/IoQAQGxqUm8DbpG4djl4iq


CP 📲 Ikhwan 0812-2025-2167

👉 Pertanyaan & diskusi, dapat dilakukan di grup Diskusi Koin Arab Ikhwan

https://chat.whatsapp.com/C1i1FWVf9LZ2nJplP8goW0

👉 Untuk grup materi & diskusi akhwat, sila japri ke :
📲  TG/WA   +62 896-3662-4984

Ayo sebarkan agar Indonesia makin melek bahasa Arab !

CARA MUDAH MENCARI HALAMAN PERTAMA SETIAP JUZ DALAM AL-QUR'AN

CARA MUDAH MENCARI HALAMAN PERTAMA SETIAP JUZ DALAM AL-QUR'AN  

Kita ketahui kitab Al-Qur'an cukup tebal.
Jika kita sedang membaca Al-Qur'an setiap hari dan perlu mencari Juz tertentu,
Maka utk membuka lembaran halaman demi halaman akan makan waktu,
Sedangkan kita maunya cepet ketemu, Juz ke sekian  berada di halaman berapa...

Ini dia cara mudah dan cepat untuk mencari halaman Surat dlm Al-Qur'an..!!!

Al-Qur'an merupakan warisan Rasulullah Saw buat kita semua sbg umatnya.

Tips yg ingin kita share ini adalah cara mudah utk mencari Halaman Pertama Surat setiap Juz Al-Qur'an.

Memang menakjubkan karena hanya dengan menggunakan formula matematik yg sederhana,
Kita bisa tahu halaman pertama surat untuk setiap juz Al-Quran.

Mari kita coba sama-sama...

*Contoh 1:*

Jika Anda ingin mengetahui Juz 5
Berada di halaman berapa?

Caranya :
5-1 = 4;
Hasilnya 4 dikalikan dengan 2
Jadi 4 x 2 = 8
Letakkan angka 2 di belakangnya
Jadi, juz 5 berada pada halaman 82.

Sekarang lihat pada Al-Qur'an, betulkah Juz 5 itu berada pada halaman 82 ?
Ternyata betul ! Menarik bukan?

*Contoh 2 :*

Jika Anda ingin mengetahui Juz 10 itu berada di halaman berapa?

Caranya :
10-1 = 9,
Hasilnya 9 dikalikan dengan 2
Jadi 9 x 2 = 18
Letakkan angka 2 di belakangnyanya
Jadi, juz10 berada pada halaman 182.

*Contoh 3 :*
Jika Anda ingin mengetahui Juz 23 di halaman berapa?

Caranya :
23-1 = 22;
Hasilnya 22 dikalikan dengan 2
Jadi 22 x 2 = 44
Letakkan angka 2 di belakangnya.
Jadi, juz 23 berada pada halaman 442.

MasyaAllah, menakjubkan bukan?
Mari kita sama2 bagikan ke saudara-² kita....

#copas

Senin, 11 Maret 2019

Jaga Lidah dengan Iman

*Materi Tayang AIHQ*
*DK PSDM ODOJ*

🏡Oase Dakwah
Penyejuk Hati Penggugah Jiwa
Kamis, 11 Maret 2019

*Jaga Lidah dengan Iman*
Oleh: @rochma_yulika

Lidah tak bertulang begitulah kenyataannya.
Dengan lidah manusia mewujudkan karsa melalui kata-kata.
Dengan lidah citra manusia nampak melalui budi bahasa.

Lidah tanpa iman akan membawa manusia untuk menebar hasutan.
Lidah tanpa iman akan mengajak manusia menjadi budak setan.

Banyak kata-kata yang terlontar penuh dusta.
Banyak kata-kata yang keluar tak sepantasnya.
Juga banyak kalimat yang terejawantahkan jauh dari norma.

Maka Lidah dengan iman cerminan pribadi yang berakhlak mulia.
Lantaran kata yang dipilih menentramkan jiwa.
Peranggai yang nampak bersahaja.
Dan raut wajah menyiratkan kebersihan hatinya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda, _“Pada pagi hari, seluruh anggota tubuh akan memperingatkan lidah dengan berkata kepadanya, ‘Bertakwalah kamu kepada Allah untuk kami karena kami semua tergantung padamu, jika kamu konsisten (istiqamah) maka kami pun akan istiqamah, tapi jika kamu menyeleweng, maka kami pun akan menyeleweng._“ 
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, Hadits Hasan) 

Mari kita berdoa, _“Ya Allah, ku titipkan lisanku kepada-Mu, janganlah Engkau jadikab lisanku berbuat ghibah atau berkata bohong dan tidak pula mengatakan sesuatu yang akan aku sesali ketika berjumpa dengan-Mu. Dan aku titipkan mata dan anggota tubuhku, janganlah Engkau jadikan aku melihat hal hal yang haram atau mendengarnya”_

◇◇•◇◇•◇◇•◇◇•◇◇•◇◇
AIHQ - DK PSDM ODOJ
AIHQ/418/11/03/2019
oaseodoj@gmail.com
🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸