Senin, 18 Maret 2019

Silaturrahim atau Silaturrahmi

Silaturrahim atau Silaturrahmi ?

❓ *Tanya*

Apa arti silaturrahim/silaturrahmi ? Bagaimana hukum bahasanya dan bagaimana penggunaan yang benarnya? Apa bedanya dengan  dengan ziarah? شكرا

🗣  *Jawab*

Bismillaah...

_*1. Uraian Kata Silaturrahim*_

Sependek yang kami pahami, kata silaturrahim/silaturahmi merupakan transliterasi/pelafalan dari lafazh صِلَةُ الرَّحِمِ. Dengan demikian, ada dua kata di sana yakni صِلَةٌ yang bermakna "hubungan/ikatan" dan رَحِمٌ yang bermakna "rahim".

Keduanya lalu digabungkan menjadi idhofah (frase nominal dengan makna penyandaran kata) yakni  صِلَةُ الرَّحِمِ yang bermakna "ikatan rahim/kekerabatan". Hal yang sama seperti ungkapan Baabul Jannah (بَابُ الْجَنَّةِ) yang bermakna "pintu surga".

Perhatikan bahwa penulisan asalnya adalah "silatur-rahimi" lalu dalam pengucapan maka harokat kasroh terakhir tidak dibaca sehingga menjadi "silatur-rahim".

*Kesimpulan Asal Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" berasal dari Bahasa Arab yakni  صِلَةُ الرَّحِمِ

_*2. Penulisan Yang Benar*_

Dengan demikian, apakah yang benar adalah "silaturrahim" dan bukan "silaturrahmi" ?

👉 Secara umum, pada asalnya  yang lebih tepat adalah "silaturrahim". Hal ini dapat dilihat dalam berbagai hadits antara lain :

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ فَقَالَ الْقَوْمُ: مَا لَهُ مَا لَهُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَرَبٌ مَا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ  »

Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga.”

Orang-orang pun berkata, “Ada apa dengan orang ini? Ada apa dengan orang ini?”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang ini memiliki urusan penting.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada penanya, “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan membayar zakat serta menjalin tali silaturrahim.  (HR. Bukhari).

👉 Perhatikanlah, pada bagian akhir dari matan/isi hadits di atas terdapat lafazh تَصِلُ الرَّحِمَ.

Kata تَصِلُ  tersebut merupakan bentuk fi'il mudhori' untuk dhomir أَنْتَ (Anda) dari fi'il وَصَلَ - يَصِلُ yang dapat bermakna menghubungkan/menyambungkan.  Kata kerja وَصَلَ ini bentuk mashdarnya adalah صِلَةٌ.

👉 Lalu, bolehkah menggunakan kata "silaturrahmi" ?

Secara penulisan, hal ini boleh saja, karena kata "rahim" ini bisa memiliki bbrp bentuk

الرَّحِمُ ، والرَّحْمُ ، والرِّحْمُ : موضعُ تكوين الجنين ووعاؤُه في البطن

Rahim (dengan 3 bentuk penulisan yakni "Ar-rahim, ar-rahm, ar-rihm") =

"tempat pembentukan (dan berkembangnya) janin sekaligus sebagai kantung/pembungkus janin di dalam perut"

Dengan demikian, jika dirangkai dengan kata "silah" maka bisa dituliskan "silatur-rahim", "silatur-rahm", dan "silatur-rihm",

Dengan  demikian :

✍ Kata "silaturrahim" (dengan mewaqofkan bacaan akhir dari "silatur-rahimi" / صِلَةُ الرَّحِمِ) adalah lebih masyhur dan lazim karena sesuai dengan lafazh dalam hadits

✍ Kata "silaturrahmi" (dengan tidak mewaqofkan bacaan akhir dari "silatur-rahmi" / صِلَةُ الرَّحْمِ) adalah juga tidak  keliru,dari sisi penulisan

👉 Meskipun demikian, dari  sisi kelaziman pengucapan sebenarnya kurang tepat karena umumnya akan lebih ringan jika diwaqofkan sebagaimana kita lebih lazim mengucapkan "masjid" dan bukan "masjidun".

Selain itu,  seringkali kata yang diwaqofkan dan sebelumnya terdapat sukun maka lafal huruf "i" tersebut berpindah ke depan. Misalnya kata "witrun" (وِتْرٌ)  pada "sholatul witri" (صلاةُ الوترِ) lebih sering dilafalkan dengan "sholat witir".

Dengan demikian, kata "silatur-rahmi" / صِلَةُ الرَّحْمِ saat diwaqofkan maka akan lebih lazim dilafalkan dengan "silatur-rahim".

Meskipun demikian, penulisan yang terakhir ini yakni "silaturrahmi" dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia lebih lazim dikenal karena lebih baku. Hal ini dibuktikan dengan telah masuknya kata ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan kata "silaturrahmi" dalam Bahasa Indonesia hanya menggunakan satu "r" sehingga dituliskan menjadi "silaturahmi".

*Kesimpulan Penulisan Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" adalah bentuk asal dalam Bahasa Arab dan  lebih masyhur/lazim dari sisi syariat karena sesuai dengan lafazh dalam hadits

🌟 Kata "silaturahmi" lebih tepat disebut sebagai bentuk serapan dan bentuk baku dalam Bahasa Indonesia

_*3. Makna Kata Silaturrahim/Silaturahmi*_

Definisi silaturrahim menurut  kamus Al Ma'ani (yang padanan katanya adalah صِلَة القُرْبَى atau hubungan kekerabatan) adalah :

صِلَةُ الرَّحِمِ/صِلَة القُرْبَى : زيارة الأقارب والإحسان إليهم ، وعكسها قطيعة الرَّحم

Silaturrahim = mengunjungi dan berbuat baik kepada kaum kerabat, dan merupakan antonim/lawan kata dari "qa'thi'ur rahim" (memutuskan silaturrahim)

Selain itu, Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan istilah ini sebagai berikut :

وَأَمَّا صِلَةُ الرَّحِمِ فَهِيَ الْإِحْسَانُ إِلَى الْأَقَارِبِ عَلَى حَسَبِ حَالِ الْوَاصِلِ وَالْمَوْصُولِ فَتَارَةً تَكُونُ بِالْمَالِ وَتَارَةً بِالْخِدْمَةِ وَتَارَةً بِالزِّيَارَةِ وَالسَّلَامِ وَغَيْرِ ذَلِكَ

“Adapun silaturrahim, ia adalah berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai dengan keadaan orang yang hendak menghubungkan dan keadaan orang yang hendak dihubungkan. Terkadang berupa kebaikan dalam hal harta, terkadang dengan memberi bantuan tenaga, terkadang dengan mengunjunginya, dengan memberi salam, dan cara lainnya” (Syarh Shahih Muslim, 2/201).

Hal senada juga disampaikan oleh Ibnu Atsir dalam An Nihayah fi Gharibil Hadits, 5/191-192, dinukil dari Shilatul Arham, 5.

Dengan demikian, secara makna bahasa dan syariat dari penjelasan Imam Nawawi & Ibnu Atsir di atas, sebenarnya kurang tepat menggunakan istilah silaturrahim, pada semua perbuatan menyambung hubungan dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dan nasab.

Adapun sebagaimana dijelaskan di atas, istilah ini memang sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, silaturahmi telah mengalami perluasan makna dengan definisi sbb :

silaturahmi/si·la·tu·rah·mi/ n tali persahabatan (persaudaraan)

Hal ini mungkin saja juga dipengaruhi dengan anggapan bahwa kata rahim berkaitan dengan kata رَحِمَ - يَرْحَمُ yang bermakna "mengasihi, menyayangi".

Tentu saja tidak terlarang menggunakan istilah ini dalam konteks makna bahasa Indonesia, yaitu bermakna  "persahabatan dan persaudaraan". Hanya saja, hendaknya tidak mengaitkannya dengan dalil perintah dan keutamaan silaturrahim dalam istilah syariat karena keduanya adalah hal yang berbeda.

*Kesimpulan Penggunaan Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" penggunaannya asalnya dari Bahasa Arab dan secara syar'i lebih tepat digunakan untuk hubungan kekerabatan berdasarkan nasab saja

🌟 Kata "silaturahmi"  dalam Bahasa Indonesia bermakna lebih meluas yakni digunakan untuk hubungan persahabatan (persaudaraan)

*4. Jangan Ucapkan/Tuliskan Silaturrahiim*

Dalam beberapa kesempatan, terkadang kita mendengarkan orang mengucapkan silaturrahim dengan memanjangkan lafal kata akhirnya. Hal ini keliru karena bisa bermakna berbeda.

Jika ditelisik, pemanjangan bunyi diakhir kata pada "silaturrahiim" maka secar tulisan adalah صِلَةُ الرَّحِيْمِ. Kata "Ar-rahiim" merupakan salah satu asma'ul husna yakni nama dan sebutan bagi Alloh, sebagaimana terdapat dalam lafazh basmalah.

Kata "Ar-rahiim" sendiri secara masyhur bermakna "Yang Maha Penyayang".

Dengan demikian, pemanjangan bunyi diakhir kata pada "silaturrahiim"  adalah bermakna "hubungan/ikatan pada Yang Maha Penyayang" atau "hubungan/ikatan pada Alloh".

Bisa kita pahami bahwa maknanya sudah jauh melenceng dengan kata "silaturrahim". Untuk itu, hal ini sebaiknya kita hindari.

*Kesalahan Penulisan Kata*

🌟 Kata "silaturrahim" bermakna "hubungan/ikatan kekerabatan"

🌟 Kata "silaturrahiim" bermakna "hubungan/ikatan pada Alloh"

*5. Tali Silaturrahiim ?*

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kata "silaturrahim" tersebut telah bermakna "hubungan/ikatan kekerabatan" sehingga

*5. Makna Ziarah*

Kata "ziarah" (زيارة) merupakan bentuk mashdar dari fi'il/kata kerja زَارَ - يَزُوْرُ yang bermakna "mengunjungi, mendatangi, menghubungi, menziarahi, singgah".

Dengan demikian, kata ziarah ini tidak sama dengan silaturrahim. Kata ziarah ini konotasinya lebih sempit yakni hanya kunjungan. Ziarah ini juga bisa dilakukan pada tempat manapun, misalnya ziarah kubur,  ziarah ke tempat bersejarah, mengunjungi orang sakit dll.

Adapun silaturrahim adalah "menjaga hubungan kekerabatan" sehingga tidak hanya berupa kunjungan pada keluarga/kerabat, namun bisa berupa  memberi bantuan harta/tenaga, memberi salam, ataupun cara lainnya.

Untuk itu, terlebih lagi kalau berbicara dengan Orang Arab,  jangan gunakan istilah "silaturrahim" untuk memaknai kata "berkunjung" namun gunakanlah "ziarah".

*Perbedaan Ziarah & Silaturrahim*

🌟 Kata "ziarah" bermakna "kunjungan" ke tempat manapun

🌟 Kata "silaturrahim" bermakna "upaya menguatkan hubungan kerabat" baik berupa kunjungan pada kerabat maupun dengan memberi bantuan harta/tenaga, memberi salam dll

الله أعلم

Semoga bermanfaat

_Muhammad Fathoni Abu Fa'iz Al Falimbani_

Sumber :
- Kamus Al Ma'ani
- Kamus Al Wasith
- muslim.or.id

••••✿❁✿•••✿❁✿•••••

*KOIN ARAB*
KOsakata & INformasi bahasa Arab

*Rauplah faidah Bahasa Arab yang kita temukan seperti saat kita menemukan koin emas*

🌐  Telegram (TG) Channel   t.me/KoinArab
🌐  https://www.facebook.com/KoinArabOK/

🤝  Grup Materi Whatsapp Ikhwan silahkan klik di
https://chat.whatsapp.com/DSGYJl1eSctIVc94OmKNu7

Atau di

https://chat.whatsapp.com/IoQAQGxqUm8DbpG4djl4iq


CP 📲 Ikhwan 0812-2025-2167

👉 Pertanyaan & diskusi, dapat dilakukan di grup Diskusi Koin Arab Ikhwan

https://chat.whatsapp.com/C1i1FWVf9LZ2nJplP8goW0

👉 Untuk grup materi & diskusi akhwat, sila japri ke :
📲  TG/WA   +62 896-3662-4984

Ayo sebarkan agar Indonesia makin melek bahasa Arab !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar