🐛🐛🐛🐛🐛🐛
Seorang pemuda duduk di bawah pohon yang disekitarnya ada beberapa tanaman. Ia melihat sebuah kepompong bergerak - gerak. Ternyata, sang kepompong sedang berusaha melepaskan dirinya dari dalam kepompongnya. Sang pemuda melihat sang kepompong berusaha keras melepaskan dirinya.ia melihat sang kepompong sedang berusaha menjadi kupu kupu. Sayapnya berusaha keluar dari kepompong.Begitupula kepala dan badannya bergerak utk keluar.
Akhirnya karena sang pemuda tidak tega (iba),ia memutuskan utk menolong kupu kupu yang berada didalam kepompong tersebut. Ia bantu membuka kepompongnya dan ia bantu mengeluarkan sayapnya....tapi apa yang terjadi?
Sang kupu kupu mempunyai kepala yang besar dan sayap yg lemah. Ia jatuh terkulai ke tanah dan tidak bisa terbang dengan tampilan yang buruk. Ia menjadi kupu kupu yang gagal.
===========🐛🐛🐛
Sebagian kita,para orang tua atau dewasa, sering merasa tidak tega ketika melihat anak kita,siswa kita saat sedang berjuang menghadapi kesulitan.
Tidak tega melihat seorang anak yang menangis karena ingin dibelikan makanan yang kita tahu itu tidak ada label halalnya akhirnya kita belikan...
Sering kita tidak tega melihat anak kita menjadi bosan di rumah atau sedih sementara teman temannya asik menonton tv,bermain gadget atau bermain di luar rumah setiap mghrib hingga isya.
Sering kita tidak kuat dan tidak tega melihat anak kita yang berusaha menguatkan emosinya d3ngan menahan keinginannya maupun rela tidak melakukan sesuatu.
Padahal ada saat saat kita harus tega pada anak kita. Tega yang memang dicontohkan oleh Rasul,Sahabat,Orang tua yang sholeh dan pakar pendidikan yg terpercaya dalam pendidikan karakter anak.....
Tega demi anak yang bisa dewasa.
Dewasa mandiri dan bisa bekerjasama dalam nilai nilai agama....
Bagaiamana menurut Anda?
(Kutipan bebas dari Irawati Istadi,Melipatgandakan Kecerdasan Emosi Anak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar