Minggu, 23 Juli 2017

Tidak Menangiskah Hatimu?

Waktu itu aku sedang membaca Al-Quran di MRT (Kereta bawah tanah di Singapura). Tak lama kemudian, dua perempuan memutus bacaanku.

"Eh, kamu nyanyi lagu apa? Enak gitu." Kata Jane, perempuan pertama, usianya kira-kira 20 tahun.

"Enak banget lagunya, boleh tahu namanya nggak?" Sambar Morrey, perempuan satu lagi, kira-kira seumuran dengan yang di atas.

"Maaf, itu bukan lagu, aku lagi baca Al-Quran." Jawabku agak kaget.

"Oh pemuda Muslim?" Tanya Jane.

"Kebetulan sekali! Kami ingin menanyakan beberapa hal soal Palestina.." Lanjut Morrey.

Aku terperangah, seingatku aku berada di Singapura. Negara yang mayoritas penduduknya berbeda agama dengan Indonesia. Prediksiku (yang terbukti benar) juga kedua remaja ini tidak beragama islam, tapi mereka mengetahui apa yang terjadi di Palestina.

"Sebenarnya, info tentang Palestina simpang siur. Mayoritas penduduk kami percaya bahwa mereka sedang berperang. Hanya beberapa yang beranggapan bahwa peristiwa disana murni invasi yang dilakukan oleh kaum Zionis terhadap Palestina." Jelas Jane.

"Lalu kalian ada di pihak ya-" Nyaris aku bertanya.

"Kami percaya yang kedua! Yah, kami minta kamu menceritakan yang kamu tahu. Kami penasaran." Potong Morrey" seakan sudah tahu aku akan bertanya apa.

Aku bersyukur, ternyata ada mereka. Berbeda agama tapi tetap menjunjung tinggi hak manusia. Akhirnya, aku ceritakan semua. Tentang kekejaman Zionis terhadap Palestina. Perang yang menewaskan anak kecil tidak berdosa. Misil dan rudal yang membunuh ribuan wanita. Jalur Gaza yang menjadi medan pertempuran utama. Masjid-masjid yang di kuasai dan disita. Perjuangan pemuda Palestina yang begitu membara. Semuanya. Aku tidak ingin ada salah persepsi pada kedua penanya ini. Aku menangis saat bercerita, yang mereka anggap sebagai penguat bahwa aku mengatakan yang sebenarnya.

Mereka diam, kutebak ingin ikut menangis. Sampai akhirnya Jane memecah sunyi duluan.

"Aku sangat meminta maaf, semoga keadaan bisa menjadi lebih baik.."

"Iya, kami juga akan ikut mendo'akan dari sini. Btw, nanti kamu bisa mampir ke rumahku sebentar?" Lanjut Morrey.

"Makasih do'anya, eh buat apa?" Tanyaku agak shock.

"Sebenarnya kami dan beberapa teman menyisihkan uang setiap harinya untuk dikirimkan ke Palestina. Tapi kami nggak tahu dikirimkan kemana, bolehkah aku menitipkannya ke kamu?"

Tangisan berpindah. Mataku kering, tapi air mata hatiku menyamudera. Aku tidak menyangka, bertemu orang seperti mereka. Padahal berbeda agama, tapi hati dan jiwa mereka menyala. Kepedulian mereka akan kedamaian, usaha mereka untuk memberikan bantuan. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kalian.

---------

Tidak menangiskah hati kalian? Aku tanyakan, kepada diri sendiri dan kalian. Apa yang sudah kita lakukan? Minimal untuk membantu saudara kita di Tanah Palestina?

Kamu tahu? 14 Juli lalu, masjid Al-Aqsha resmi diboikot oleh Zionis, melarang segala aktivitas shalat di masjid tersebut. Hak mereka untuk berjamaah dimasjid direnggut. Bahkan, beberapa hari lalu, Imam Besar Masjid Al-Aqsha ditembak, yang sampai sekarang tidak diketahui kondisinya. Banyak pemuda Palestina di penjarakan, tidak sedikit wanita taupun anak kecil terluka. Senjata api diarahkan tanpa pandang gender, usia, ataupun latar belakang.

"Akan kuadukan kalian kepada Tuhanku!" Teriak salah seorang gadis Palestina.

Para saudara kita disana tidak menyerah. Mereka tetap menunaikan Shalat, walaupun di depan gerbang masjid. Mungkin bisa para Zionis itu merebut rumah, harta, sampai keluarga. Tapi mereka tidak akan bisa merenggut iman dalam hati pejuang muslim yang menyala-nyala. Kepercayaan mereka tak ada dua, ketika ibadah kepada Allah adalah senjata.

Ditengah penderitaan yang aku tidak bisa membayangkan seberat apa, mereka memutuskan untuk percaya bahwa pertolongan Allah akan tiba. Hatimu, masih belum ikut menangis?

Bahkan teman-teman kita yang tidak seagama juga tergerak hatinya untuk ikut membantu. Sampai kapan kamu mau menutup mulut, menyimpan penamu dan membiarkan hatimu membatu?

Ayo bantu mereka! Bisajadi, bantuan kalian adalah perantara pertolongan-Nya! Aku menawarkan beberapa pilihan cara;

1. Ikut berjuang disana, sejatinya, itulah pertolongan ternyata yang kita bisa.

2. Donasi, insyaAllah materi yang kita salurkan kesana dapat mengurangi beban hidup mereka, walau mungkin tidak seberapa.

3. Do'akan mereka. Jangan remehkan do'a kawan. Do'a kalian di setiap Dhuha, di sepertiga malam, di setiap kamu akan berbuka puasa. Akan menjadi sebuah manfaat tersendiri bagi mereka. Jangan berhenti meminta! Kita tidak tahu yang mana yang akan didengar dan dikabulkan!

4. SEBARKAN PERISTIWA DISANA! Banyak orang tidak tahu menahu atau bahkan salah informasi mengenai keadaan di Palestina. Pelajari, dalami, dan beritahu yang lain! Kita beritahu dunia ini, kalau saudara kita disana sedang dianiyaya. Tuliskan di Sosial Media! Gencarkan pemberitahuan lewat kajian atau lisan! Beritahu teman-teman sekitar! Bawa isu ke lingkungan!

Ajak mereka untuk membuka mata, melepas hijab dalam hati mereka. Agar semuanya sadar, bahwa keadaan disana sedang tidakbaik-baik saja!

Semakin banyak yang memperjuangkan, insyaAllah semakin banyak kemungkinan keadaan disana membaik. Akan muncul ke permukaan kebenaran yang selama ini mungkin masih tertutupi. Akan lebih sedikit durasi perjalanan pertolongan Allah. Do'a dari setiap individu adalah hadiah luar biasa bagi mereka!

Kita tidak tahu, do'a atau usaha siapa yang dapat memberik kedamaian dan keselamatan kepada keadaan disana. Bisajadi, do'a dari seseorang yang tergerak hatinya karena kamu, yang membaca tulisanmu lalu sadar, yang mendengar penjelasanmu lalu mau ikut berjuang, adalah do'a yang menjadi perantara pertolongan Allah untuk Palestina.

Bergeraklah! Entah dengan cara yang mana, dengan opsi yang mungkin aku tidak sebutkan! Aku hanya ingin menyampaikan satu hal;

Ketika saudara kita disiksa dan tertekan, lalu kalian memilih diam. Ganti pakaian kalian dengan kain kafan!

Bismillah, ayo sadar dan ikut berjuang!

Dalam linangan air mata, 28 Syawal 1438 H.

*Percakapan di translasi ke bahasa Indonesia
***Mohon maaf atas segala salah, tanganku mengetik sendiri, seakan disupir oleh air mata yang tidak bisa berhenti..

Sumber Tulisan : Akun LINE NARENDRA R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar