*LIFE IS NOT A COMPETITION II*
By Harmanto Haroen
RW by GC – Sep 14, 2017
Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati sebuah lembah yang diberi nama Lembah Lolipop karena di lembah itu penuh dengan permen lollipop yang beraneka ragam. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama-sama.
Di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak sekali permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa dan rupa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.
Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil.
Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak di depannya.
Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.
Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah Lolipop.
Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop?
Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk?
Itu rasa yang paling disenangi banyak orang. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat."
Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi.
Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya.
Ia terhenyak dengan pertanyaan tersebut, ia pun menjawab pertanyaan tersebut: “Emm permennya belum dimakan sama sekali. Saya sibuk mengumpulkan permennya sehingga lupa untuk mencicipi permen tersebut.”
Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop.
"Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali.. Saya memanggil-manggil kamu, tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya."
"Kenapa kamu memanggil saya?" tanya Bob.
"Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali! "
Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama! Setelah itu dia menceritakan juga ada beberapa permen-permen langka yang bisa diambil hanya jika kita tau lokasi permen tersebut. Permen langkanya luar biasa loh. Nah lihatlah ini” Bib memperlihatkan permen langka yang bentuk serta rasanya luar biasa. Yang jika diberi nilai maka nilainya 100 x dari permen biasa.
Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah tersebut. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu.
Ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.
Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia."
Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.
Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob dilembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen dan lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.
Banyak orang yang ketika melihat peluang mereka menjadi serakah dan makin serakah. Seluruh hidupnya terfokuskan untuk mengumpulkan hal tersebut sehingga hidupnya menjadi Lelah, dan tidak sedikit orang menjadi sakit bahkan meninggal.
Ingatlah bahwa hidup ini bukan sebuah pertandingan. Sekalipun pertandingan, bukan masalah menang atau kalahnya yang terpenting. Melainkan bagaimana kita menikmati pertandingannya itu lah yang terpenting.
Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia?
Banyak orang yang jika ditanyakan pertanyaan ini menjawab demikian. "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah. .. nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya.... nanti pada saat saya telah meraih semua impiansaya.. . nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar...
Pemikiran 'nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat 'sekarang'. Lupa istirahat, lupa waktu!
Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa bahagia (Masa depan / Nanti).
Terkadang jika kita renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa 'nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa 'nanti' bahagia itu.
Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.
Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup ini menjadi lebih indah.
Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detilkehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri.
Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang.
Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.
_”Happiness is a journey, not a destination.”_ Ben Sweetland
Have a Great Day! GC
*Insight:*
*kita didunia.. Bukan untuk bersaing.. Tapi untuk berjalan bersama dan saling memberikan manfaat dengan apa yang kita miliki ataupun yang tidak kita miliki*
.
*Ini sangat berkaitan dengan metode sentra yang melatih anak bisa menikmati proses belajar-mengajar secara menyenangkan, agar masuk ke long-term memory*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar