_Sahabatfillah.._ 👳🏻👳🏻♀
⚖ *Mengenal Ragam Tingkatan Motivasi dalam Beribadah* ⚖
💉Para ulama membagi kualitas motivasi ibadah pada diri manusia beberapa tingkatan.
🔅 *Pertama*_Ibâdah al-Mukrahîn_ (Ibadah Orang-orang yang Terpaksa).
💉Ini adalah tingkat motivasi terendah. Pada tingkat ini, ibadah hanya dipahami sebagai kewajiban.
Melaksanakan ibadah karena ia takut dosa apabila dia tidak mengerjakannya. Dampak motivasi pertama ini adalah seseorang menganggap ibadah ini hanya sebagai *beban* , ia melakukannya hanya karena untuk menggugurkan kewajibannya.
Motivasi ini ibaratnya seperti seorang budak, ketika dia disuruh, baru dia mengerjakannya.
💉Beribadah bukan didorong dari dalam dirinya, melainkan karena paksaan dari luar. Malah seringkali sekadar untuk memelihara kepantasan. Sebagaimana yang tersebut di dalam firman Allah,
~~📖📖~~
_“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.”_ (QS at-Taubah/9: 54)
🔅 *Kedua* _'Ibâdah at-Tujjâr_(Ibadah Para Pedagang).
💉Inilah ibadah cara pedagang. Ibadahnya semata karena tergiur imbalan lebih besar.
Melaksanakan ibadah karena ia mengharapkan pahala dari apa yang ia kerjakan. Dampak motivasi kedua ini adalah seseorang melakukan ibadah hanya pada waktu tertentu saja, contohnya di Bulan Ramadhan yang dijanjikan berkali-kali lipat pahalanya, ketika bulan Ramadhan telah lewat, maka ia mengurangi ibadahnya, bahkan meninggalkannya naudzubillah..
💉Motivasi ini ibaratnya seperti seorang anak-anak, yang ketika mengerjakan sesuatu, pasti ingin mendapatkan imbalan.
🔅 *Ketiga* _Ibâdah al-Muthî’în_ (Ibadah Orang-orang yang Taat).
💉Kualitasnya lebih bagus dari tiga tingkat sebelumnya. Motivasi ibadah pada tingkat ini adalah ketundukan kepada Allah. Ibadah bukan lagi karena paksaan dari luar, melainkan sudah tumbuh dari dalam. Bukan karena takut ancaman atau mengharap imbalan, melainkan karena ingin _“balas jasa”_ atas segala nikmat dan karunia Allah kepada dirinya. Juga didorong keyakinan bahwa hikmah dan manfaat ibadah akan kembali kepada diri manusia. Ikrar hatinya,
~~📖~~
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
_“Katakanlah (hai Muhammad): “Sungguh shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam.”_ (QS al-An’âm/6: 162).
💉Mereka melaksanakan ibadah karena mereka mengharapkan ridha Allah SWT.
❓ _Apa itu ridha?_
💉Ridha artinya rela, mengharapkan Ridha Allah SWT artinya kita mencari apa yang membuat Allah SWT rela kepada kita. Seseorang yang memiliki motivasi ini memiliki semangat untuk menjamin kualitas ibadahnya, bukan kuantitas. Ia mencoba untuk merenungi setiap makna dari ibadah, apa makna setiap gerakan dalam shalat, apa makna setiap bacaan Al Qur’an. Banyak saudara kita yang hanya membaca Al Qur’an tanpa memahami atau bahkan tidak mengetahui apa artinya (memang benar, membaca saja kita sudah mendapatkan pahala). Tetapi, implementasi atau pengaplikasian dalam kehidupan sehari lah yang seharusnya kita tanamkan dalam diri kita melalui pemahaman ibadah-ibadah yang kita lakukan setiap hari.
⚡⚡2⃣💐
Kemudian..👇🏻
_Sahabat AIHQ Aca yang disayang Allah_...
🔅 *Keempat*, _Ibâdah al-Mutaladzidzîn_ (Ibadah Para Penikmat Ibadah)
💉Inilah puncak motivasi ibadah seorang hamba. Pada tingkat ini, ibadah tidak lagi untuk “balas jasa” apalagi karena tergiur pernik-pernik dunia. Ada kelezatan ibadah yang tiada tara. Sekejap saja waktu senyap dari ibadah, muncullah gemuruh *rindu* dan *cinta* yang menyesakkan dada. Ia telah keranjingan untuk beribadah kepada Sang Maha Segalanya.
💉Sesungguhnya ibadah itu memiliki rasa nikmat, kebahagiaan dan ketenteraman yang hanya bisa diketahui oleh orang yang merasakannya. Bahkan, kesempurnaan ibadah seseorang ditandai kalau dia bisa merasakan bahwa ibadah itu nikmat. Karenanya, ia akan mengesampingkan segala kenikmatan dunia seisinya untuk mencapai kenikmatan tersebut.
💉Kenikmatan ibadah merupakan buah dari keimanan yang menancap kuat dalam diri seorang hamba, lalu dibuktikannya dengan melaksanakan amal shalih. Maka dalam ibadah yang didasari iman dan muncul dari keimanan, akan selalu bisa melahirkan kenikmatan dan kelezatan serta kebahagiaan.
💉Nabi SAW pernah bersabda berkaitan dengan kenikmatan ibadah ini,
~~📖~~
ذَاقَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ رَضِىَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً.
_“Pasti akan merasakan manisnya iman orang yang ridha terhadap Allah sebagai Rabb, Islam sebagai dîn/aturan hidup, dan Muhammad s.a.w. sebagai rasul.”_ (HR. Muslim dari al-‘Abbas bin ‘Abdul Muthallib, Shahîh Muslim, I/46, 160).
💉Yang paling utama adalah seseorang beribadah karena ia cinta kepada Allah SWT dan agama yang di ridhoi-Nya, agama Islam. Seseorang yang cinta pada sesuatu pasti akan melakukan segala sesuatu demi apa yang dicintainya. Begitu pun seseorang yang beribadah karena cinta kepada Allah SWT dan Islam, ia melakukannya karena pikiran dan tubuhnya tergerak oleh yang namanya cinta.
Inilah yang dilakukan oleh para Rasul dan Nabi serta para Sahabat..
💉Inilah yang dirasakan Rasulullah SAW, Beliau sudah dijamin oleh Allah.
Allah akan masuk surga, tetapi beliau secara terus-menerus melaksanakan shalatnya dengan kesungguhan yang tinggi, sampai dikisahkan oleh para sahabatnya bahwa _pernah kaki beliau bengkak_ karena terlalu lama melaksanakan shalat.
💉Hal ini juga terjadi pada Ali bin Abi Thalib yang karena begitu menikmati shalatnya, sampai pernah minta agar anak panah yang menancap di badannya dicabut ketika sedang melaksanakan shalat.
💉Sementara itu, Abdurrahman bin Auf, saudagar kaya, sekaligus satu dari sepuluh sahabat yang mendapat "garansi" surga dari Rasulullah SAW, bahkan dengan *ikhlas* membagikan tiga "kantung" berisi uang hasil keuntungan dagangnya kepada mereka yang membutuhkan.
❤ *Orang miskin di dunia adalah orang yang belum pernah merasakan cinta kepada Allah dan nikmatnya beribadah kepada-Nya.* ❤
💉Ibnul Qayim bercerita tentang gurunya, Ibnu Taimiyah: “sungguh aku pernah mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, _“sesungguhnya di dalam dunia ada sebuah surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka ia tidak akan bisa memasuki surga akhirat.”_
_Sahabat Aca yang dirahamati Allah_... 👳🏻♀👳🏻
❓Dimanakah posisi motivasi ibadah kita..?
Contoh di ODOJ land...
❓Apakah masuk Odoj karena terpaksa oleh aturan instansi atau komunitas sehingga kadang begitu berat dan beban untuk.menyelesaikan satu juznya..?
❓Apakah masuk Odoj karena jika ikut acara² tertentu akan ada doorprize khusus untuk member Odoj..?
Atau memperbanyak kenalan biar bisa promosi gratis dagangan nya..?
⚡Semoga tidak ya...
💉Semoga masuk Odojland karena ketaatan dalam melakukan sunnah Rasulullah Saw dan rasa Nikmat berlama lama dengan Al Quran sebagai refleksi akan cinta Allah SWT..sehingga mencintai petunjuk jalan yang lurusNya yakni Al Quranulkariim...
💉 Perlu diingat Sahabatfillah...
Allah akan memberikan sendiri penilaianNya.
Asalkan ibadah kita jika tidak disertai dengan Riya.
Karena apapun motivasi ibadah jika disertai Riya maka akan sia-sia.
_Wallahu A'lam bishawab_
⚡⚡⚡3⃣💐🔚HD
Sumber : Grup odoj
Tidak ada komentar:
Posting Komentar