Selama bulan Ramadan ini, kita sering mendengar kata “Takjil”.
Di berita, di tv, di radio, bahkan di lingkungan sehari-hari.
Bahkan di warung dan pasar juga sering terlihat tulisan “takjil”.
Beberapa restoran menulis “Tersedia Takjil Gratis buat Pelanggan”.
Beberapa masjid juga menulis hal serupa.
Sehingga tak asing kalau mendengar ada orang yang bertanya:
Udah beli Takjil belum ?
Belum ada Takjil nih ?
Takjilnya Cuma gorengan.....dll
Apakah makna Ta'jil yang sebenarnya ?
Karena semua media pemberitaan selalu menyebut makanan untuk berbuka adalah Takjil,
maka seolah-olah kita semua sepakat menyebut bahwa Takjil adalah
hidangan atau panganan untuk berbuka puasa.
Kata takjil / ta’jil (تعجيل) artinya adalah “bersegera"
diambil dari hadist Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“La yazalunnasu bikhairin ma‘ajjaluuhul fithra".
Artinya:
Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka (puasa).
(HR. Muttafaq alaih).
Makna takjil menurut ilmu bahasa arab ialah
“penyegeraan, bersegera, percepatan”, sebuah kata dasar dari ajjala,
yu’ajjilu artinya : menyegerakan, mempercepat.
Ta’jilul fitri = menyegerakan berbuka (puasa).
Terlihat disini bahwa makna takjil tidak ada hubungannya sama sekali dengan makanan.
Sebaiknya semua pengguna kata-kata, terutama media, kembalilah melihat kamus.
Disana pengertian TAKJIL dengan jelas ditulis adalah “Mempercepat”.
Dalam hal ini adalah mempercepat berbuka saat tiba waktunya.
jadi...
TAKJIL itu bukan makanan.
Kesimpulannya
jika ada pernyataan “Orang arab bertakjil dengan kurma”
Maka pengertian yang benar ialah mereka menyegerakan berbuka puasa dengan makan kurma
BUKAN makanan berbuka puasa mereka adalah kurma.
-Like & Share-
Boleh di Repost
Sumber :
Kamus Almunjid 619, Al-Munawwir hal 1.063 melalui Facebook Hannan Ataki Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar