Di zaman sekarang, banyak dari kita yang secara sengaja *meninggalkan amalan-amalan Sunnah*. *Seperti Salat Rawatib, tadarus, sedekah, menjaga wudhu, menyegerakan shalat, shalat berjamaah, dan amalan Sunnah lainnya*.
Ternyata, tanpa disadari, sejak kecil kita memang diajarkan untuk meninggalkannya.
Masih ingatkah jawaban kita ketika ditanya _*“Apa arti Sunnah?”*_, maka jawabannya _*“Jika dikerjakan mendapat pahala, kalau ditinggalkan *gak apa-apa*, / *tidak berdosa*_
Karena hal tersebut, sejak kecil, sudah tertanam di diri kita, bahwa tidak ada apa-apa meninggalkan hal yang Sunnah.
Kini, setelah mulai mempelajari tentang amalan Sunnah, muncul pertanyaan dalam diri. Apanya yang *gak apa-apa* kalau meninggalkan Sunnah?
Apanya yang *gak apa-apa* ketika kita meninggalkan rawatib? *Padahal Allah janjikan Istana di Syurga bagi yang melaksanakannya*.
Apanya yang *gak apa-apa* ketika kita meninggalkan tadarus? *Padahal setiap bacaan qur’an akan datang memberi syafaat bagi kita jika membacanya*.
Apanya yang *gak apa-apa* ketika kita tidak berjamaah di masjid? *Padahal Rasulullah SAW bilang, pahalanya bisa *bikin orang datang ke mesjid untuk sholat berjamaah walau harus merangkak*.
Apanya yang *gak apa-apa*, ketika kita diberi kesempatan, namun kita *dengan sengaja melewatkan banyak sekali keutamaan yang telah dijanjikan oleh Allah*?
Seharusnya, pengertian Sunnah dalam hidup kita, mulai diperbaiki menjadi. *_“Jika dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan maka kita menjadi orang-orang yang merugi.”*_
Agar kelak, diri kita, terutama anak-anak kita kelak, *akan menjadi orang yang tak ingin melepaskan kesempatan melakukan amalan Sunnah, walau urusan dunia sangat menggoda sekalipun*
Wallahu’alammu bisshawab 😇
*Buka Hati, Maknai Langkah untuk Hijrah Tiada Henti* 👍🏾
#Copas dari group *Parenting Islami*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar