📝📖🌙
Makna Ayat : *"Kami Lebih Dekat Dari Urat Lehernya"*
📢⚠🎙
🥀 Terdapat ketidaktepatan pemahaman sebagian kaum muslimin ketika memaknai ayat yang berbunyi:
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
*“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”* (Qaaf : 16).
⚠ Kesalahan tersebut mengartikan bahwa kata “kami” pada ayat tersebut adalah Allah, sehingga mereka memahami ~bahwa posisi Allah itu ada di tubuh manusia dan juga di dekat dengan tubuh manusia.~
👥 Mereka menyangka bahwa posisi Allah di dekat urat lehernya.
❌ Akibat dari kesalahan ini, mereka meyakini *“Allah ada di mana-mana”* termasuk tubuh manusia, atau keyakinan bahwa Allah menyatu dengan hambanya (aqidah manunggaling kaula gusti).
✋🏻Tentu ini aqidah yang tidak benar,
☑ yang benar adalah *Allah berada di atas langit.*
📝 Mengenai ayat di atas ada dua penjelasan yang menunjukkan bahwa kata “kami” pada ayat tersebut bukan berarti Allah:
1⃣ Tafsir ayat dari para ulama bahwa makna kata *“kami” adalah malaikat, bukan berarti Allah*
2⃣ Kata-kata “dekat” *bukan berarti otomatis menunjukkan posisi* dan letak.
👉🏻 Berikut penjelasannya:
A. Tafsir ayat dari para ulama bahwa makna kata “kami” adalah malaikat, bukan berarti Allah
🗣 Jika kita membaca ayat secara lengkap dan lanjutan ayat, sangat jelas bahwa konteks ayat adalah membicarakan tentang malaikat. Berikut ayat lengkapnya:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
_“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika *dua orang malaikat* mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."_ (QS. Qaaf: 16-18).
‼Perhatikan dua kata dalam ayat:
*Pertama:* Kata (إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ)
👉🏻 Hal Ini menjelaskan tentang dua orang malaikat yang mencatat amal dan duduk di sebelah kanan dan sebelah kiri.
✋🏻 Konteks ini menunjukkan bahwa malaikat yang dekat bukan Allah
*Kedua:* Kata (الْإِنسَانَ) yaitu manusia secara umum
👉🏻 Manusia ini mencakup muslim dan kafir. Allah tidak dekat dengan orang kafir
🎙Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa pendapat ini yang dipilih oleh guru beliau yaitu syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Beliau berkata,
ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ ﻓﻴﻬﺎ ﻗﻮﻻﻥ ﻟﻠﻨﺎﺱ، ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ : ﺃﻧﻪ ﻗﺮﺑﻪ ﺑﻌﻠﻤﻪ، ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻗﺮﻧﻪ ﺑﻌﻠﻤﻪ ﺑﻮﺳﻮﺳﺔ ﻧﻔﺲ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ، ﻭﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ : ﺃﻧﻪ ﻗﺮﺑﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺑﻤﻼﺋﻜﺘﻪ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﺇﻟﻰ ﻗﻠﺒﻪ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻌﺮﻕ، ﺍﺧﺘﺎﺭﻩ ﺷﻴﺨﻨﺎ
“Ayat ini terdapat dua pendapat:
(1) Pertama: Allah dekat ilmunya, oleh karena itu Allah menggandengkan ilmu (mengetahui) dengan apa yang dibisiki hati manusia,
(2) Kedua: Yang dimaksud dekat adalah malaikat Allah yang bershalawat pada hatinya sehingga lebih dekat dari urat lehernya. Inilah pendapat yang dipilih oleh guru kami” (Madarijus Salikin 2/290).
B. Kata-kata “dekat” bukan berarti otomatis menunjukkan posisi dan letak.
👉🏻 Jika ada yang mengatakan Allah lebih dekat dengan urat leher berdasarkan ayat ini, tentu *tidak tepat, karena bukan berarti “dekat” itu menunjukkan posisi* Allah dekat, akan tetapi menunjukkan dekat maknawi yaitu “kedekatan”.
🎙 Al-Quthubi menjelas tafsir bahwa ayat tersebut menunjukkan dekat secara *penggambaran, bukan dekat secara jarak.* Beliau berkata,
ﻭﻫﺬﺍ ﺗﻤﺜﻴﻞ ﻟﻠﻘﺮﺏ، ﺃﻱ ﻧﺤﻦ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺣﺒﻞ ﻭﺭﻳﺪﻩ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﻣﻨﻪ ﻭﻟﻴﺲ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﻗﺮﺏ ﺍﻟﻤﺴﺎﻓﺔ،
_“Ini adalah penggambaran kedekatan, yaitu kami lebih dekat (kedekatannya) dari pada urat leher, bukan dekatnya jarak”_ (Tafsir Al-Qurthubi).
⚠ Contohnya hadits yang menunjukkan kedekatan hamba dengan Allah ketika sujud. Bukan berarti Allah dekat posisi dan letaknya ketika hamba sujud.
📚 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِى تَدْعُونَهُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ عُنُقِ رَاحِلَةِ أَحَدِكُمْ
_“Yang kalian seru adalah Rabb yang lebih dekat pada salah seorang di antara kalian daripada urat leher unta tunggangan kalian”_ (HR. Muslim no 2704).
📚 Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
_“Tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu”_ (HR. Muslim no. 482).
👉🏻 Demikian juga gambaran kedekatan Allah pada ayat yang berbunyi:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. Al Baqarah: 186).
✍🏻 dr. Raehanul Bahraen
🌏 Sumber : Artikel
Muslim.or.id
══════ 🌺✿🌺 ══════
Repost by :
☘ *MUSLIMAH ISTIQOMAH* ☘group sharing Artikel Islami menarik via WhatsApp seputar Muslimah ( _akhwat_ )
☎ Admin : +62856 6404 2745 / +62 812-6978-3348
(utk bergabung silahkan kirim pesan via WA dgn format: #Nama#Kota Domisili#No WA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar