Senin, 11 September 2017

Catatan Ibadah Haji*

*Catatan Ibadah Haji*

(mungkin berguna utk yg blm ibadah haji)

HAJI, NGAPAIN AJA?

Mungkin ada yang bertanya-tanya, “Pergi haji tuh ngapain aja sih di sana sampe sebulan lebih?” – ehmm, prosesi haji sih sebenarnya hanya 5-6 hari ya, dari tanggal 8 Dzulhijah dan berakhir tanggal 12 atau 13 Dzulhijah.

Lha kok jamaah haji Indonesia perginya sampai 40 hari? Karena bejibunnya jamaah haji dari seluruh dunia, traffic penerbangan juga sangat padat. Sehingga perlu diatur jadwal kedatangan dan kepulangan secara bertahap. Nggak mungkin kan 2 juta jamaah datang atau pulang dalam waktu beberapa hari? Jadi meskipun ada yang sudah berangkat sebulan sebelumnya, tetap saja prosesi hajinya dimulai pada 8 Dzulhijjah dan berakhir tanggal 12 atau 13 Dzulhijjah.

Note:
Untuk ONH Plus, durasi tinggal di Saudi lebih pendek, makin singkat konon makin mihil. Jadi yang super plus plus haji 7 hari itu bisa jadi bayarnya di atas 20,000$..!
Selain tenda plus di Mina dan Arafah-nya jauh lebih luxurious, lokasinya juga dekat jamarat. Dan hotel di Makkah pun ada di ring 1, yang jaraknya tak lebih dari 1 km.

Sembari menunggu tanggal prosesi haji, jamaah biasanya mengisi waktu dengan umrah dari beberapa miqat (start point umrah) di seputaran kota Makkah, yaitu dari masjid Tan’im (6 km), masjid Ja’ranah (16 km), dan masjid Hudaibiyah (15 km). Umrah bisa dilakukan berombongan dikoordinir oleh yayasan bimbingan haji, atau bisa juga dilakukan sendiri dengan menyewa taxi. Hati-hati bila menyewa taxi, pastikan mobil taxi menunggu saat kita sholat sunnah di tempat miqat, otherwise kita harus jalan kaki balik ke Masjidil Haram.

Selain di Makkah, 8 hari dari keseluruhan perjalanan haji reguler, jamaah haji akan ditempatkan di Madinah yang berjarak 454 km dan (dulu) bisa ditempuh dengan bis selama 4-5 jam. Sekarang katanya bisa sampai 7 jam.
#Update: kereta api Makkah - Madinah kabarnya akan segera dioperasikan, semoga 2018 sudah jalan sehingga waktu tempuh bisa berkurang lebih dari separuhnya.

Di Madinah, selain melakukan sholat 5 waktu di Masjid Nabawi, yang mana juga tempat jenazah Rasulullah dimakamkan, jamaah juga melakukan ziarah-ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Quba, Jabal Uhud, makam Baqi, dan lain-lain. Pun juga bisa wisata ke perkebunan kurma, belanja oleh-oleh di pasar kurma di belakang Nabawi, percetakan Quran, atau sekedar jalan-jalan di kota Madinah yang bersih dan tenang. Kembali dari Madinah ke Makkah, jamaah haji bisa umrah dengan bermiqat di masjid Bir Ali, sebuah masjid cantik di luar kota Madinah.

Selain itu ngapain lagi? Ya bebas saja, yang ideal sih sesuai tuntunan ustadz dan ustadzah ya mengisi waktu dengan ibadah-ibadah sunnah di Masjidil Haram seperti melakukan thawaf sunnah, tilawah, dan sholat-sholat sunnah. Atuh mumpung udah sampai sana, kan rugi kalau sepanjang hari tidur di hotel melulu?! Tapi boleh juga kok kita melihat sekeliling, ngopi di mall, belanja baju atau jam tangan mumpung harganya miring gak kena pajak, atau melakukan aktivitas favorit ibu-ibu, yaitu belanja perhiasan emas! Ouch! 🙊

Atau ke toko-toko buku dan ngobrol dengan orang lokal untuk mengenal lebih dekat tentang kehidupan orang Arab di Arab Saudi.

***
8 Dzulhijjah – hari Tarwiyah

Pagi tanggal 8, jamaah haji bersiap dalam pakaian ihram dan berniat haji dari tempat menginapnya sebelum dijemput bis pengangkut. Ketika kita sudah berihram dan berniat, kita dilarang membunuh binatang, dilarang berkata kotor, dilarang bermesraan dengan suami/istri, dilarang berdebat (berselisih), apalagi debat pilpres! Ehh..

Aslinya sih, tanggal 8 harusnya jamaah berangkat dari Makkah menuju Mina dan menginap semalam di sana. Namun karena jamaah haji Indonesia ini 200,000 lebih, konon katanya repot banget kalau harus ngangkut bolak-balik. Jadi template dari pemerintah adalah tanggal 8 jamaah haji Indonesia langsung diangkut dari hotel di Makkah ke tenda Arafah.

Sebenarnya jarak Makkah ke Mina ini hanya 8 kilometer saja, dan ada terowongan jalan kaki (pedestrian tunnel) yang lebar, nyaman, tertutup dari panas matahari, dan ada blower anginnya, letak ujung lorongnya tepat di belakang istana raja. Sehingga kalau mau jalan kaki sebenarnya nggak sengsara-sengsara amat. Sedangkan rute untuk kendaraan memang berputar, sehingga jarak Makkah ke Mina terasa jauh. Yang rada berat itu dari ujung jalan Mina menuju ke tenda, jalanannya biasa jadi siap berpanas-panas dan debu. Yang berat lagi tenda Indonesia tanggal 8 masih sepi nyaris kosong, hanya dijaga oleh petugas penjaga. Cuma ada beberapa rombongan yayasan bimbingan haji yang mau repot membawa jamaahnya mengikuti tarwiyah di Mina.

#Tips:
- Kalau bisa pilihlah yayasan bimbingan haji yang melayani Tarwiyah di tanggal 8, agar prosesinya lengkap.
- Jika ingin memisahkan diri dari rombongan kloter untuk Tarwiyah, mintalah izin pada ketua kloter, juga mintalah surat izin dari Maktab terlebih dahulu. Biasanya petugas maktab bisa membantu dengan mengikutkan kita ke rombongan yang juga akan tarwiyah ke Mina.
- Bawalah bekal makanan dan minuman untuk semalam di Mina karena tak ada warteg di sekitaran tenda Mina

***

9 Dzulhijah – Wuquf di Arafah

Pagi sekali sesudah sholat subuh, jamaah berangkat dari Mina ke Arafah dengan jarak sekitar 13 kilometer. Kalau lagi musim dingin atau sejuk mungkin asyik ya jalan pagi rame-rame dengan para jamaah dari seluruh dunia dengan baju yang sama semua, baju ihram yang putih-putih. Toh di sepanjang jalan ada kran-kran air minum untuk melepas dahaga. Tapi kalau in the middle of hot summer gini, tentu saja lebih enak naik bus.

Acara Wuquf itu dimulai sejak adzan dhuhur, lalu jamaah melakukan sholat dhuhur dan ashar sekaligus di dalam tenda. Dulu sih tenda di Arafah ini abal-abal, begitu juga alas karpetnya. Namun sekarang konon sudah lebih bagus dan semoga beneran berpendingin udara.

#Update dari jamaah 2017:
- infonya tenda sudah lebih bagus, tapi tak ada pendingin udara hanya kipas angin, padahal suhu mencapai 46 derajat Celcius. Sehingga di puncak musim panas seperti 2017 sekarang ini, lebih aman dan nyaman berada di luar tenda. Dan pastikan untuk minum cukup agar tidak dehidrasi. (*ini info dari komen jamaah yang haji 2017)
- toilet di Arafah sudah bertingkat, jadi antrian tak begitu parah (*Radio Elshinta 6/Sep/17)

Selesai sholat, jamaah wuquf (berdoa) menghadap kiblat sampai matahari benar-benar tenggelam. Best time-nya adalah saat ashar hingga maghrib, konon itulah saatnya Allah memerintahkan malaikat-malaikatnya turun untuk mendengar dan mengabulkan semua doa-doa baik orang-orang yang sedang wuquf di Arafah.

#Tips:
Karena wuquf ini intinya haji, sebaiknya dari dhuhur hingga maghrib hanya diisi dengan doa-doa saja, tidak pakai gossip, tidak pakai dengerin musik, tidak merokok-rokok sambil ngobrol, tidak makan-makan. Memang sih makanan dan minuman dingin tersedia bebas ambil, tapi baiknya pergunakan waktu wuquf dengan baik. Kalau perlu, sebelum dhuhur siapkan bekal makanan dan minuman lalu letakkan di dekat kita. Juga sempatkan antri buang air dan wudhu sebelum dhuhur.

Setelah matahari tenggelam (maghrib), jamaah bergerak menuju Musdalifah, sekitar 4 kilometer dari Arafah ke arah Mina. Biasanya jalanan menjadi macet karena penuhnya kendaraan dan pejalan kaki. Jamaah harus tiba di Musdalifah sebelum tengah malam, jika tiba lewat tengah malam maka jamaah dikenakan dam atau denda 1 ekor domba. Di Musdalifah ngapain? Mula-mula temukan tempat untuk menggelar alas duduk karena setiap jengkal lapangan terbuka akan penuh manusia berpakaian ihram, lalu laksanakan sholat Maghrib dan Isya’. Setelah itu pungutlah sekitar 10 kerikil dan simpan. Selain itu tak ada ibadah yang diperintahkan, kalau bisa istirahat dan tidur.

Beberapa jamaah ONH plus melakukan mabit di Musdalifah ini dengan tetap duduk di dalam bus yang berhenti di Musdalifah. Untuk jamaah reguler, karena bus harus bolak-balik menjemput jamaah lain, mau tak mau harus turun kendaraan.

***

10 Dzulhijah – Idul Adha

Pagi setelah subuh dan matahari mulai terang, jamaah bergerak menuju tugu jamarat untuk melempar jumrah Aqobah, dengan batu kecil yang semalam dipungut di Musdalifah. Tugu Aqobah dilempar sampai mengenai sebanyak 7x, untuk melambangkan pengusiran setan dalam diri kita. Tapi ngelemparnya nggak usah sambil mencaci maki dan melempar sekuat tenaga, asal kena saja. Tidak boleh juga melempar dengan bakiak, sandal, atau sepatu. Jangan pula melempar dari belakang sekali, nanti bisa kena kepala orang yang di depan.

#Tips:
- Demi keamanan, ikuti jadwal melempar jumrah yang diinfokan ketua kloter masing-masing. Di waktu afdhal, yaitu waktu dhuha, jamarat akan sangat penuh manusia.
- Jangan melawan arus pergerakan jamaah karena sangat berbahaya
- Carilah rute terdekat ke jamarat dengan melihat peta

Setelah itu bila tak lelah, kita bisa langsung ke Makkah. Naik apa? Pemerintah Indonesia tidak melayani transport Mina ke Makkah tanggal 10. Jamaah direncanakan kembali ke Makkah tanggal 12 atau 13 Dzulhijah.
Jadi opsinya adalah:
- Jalan kaki lagi lewat terowongan pedestrian
-  Naik ojek yang suka ngetem di ujung jamarat
-  Naik angkot (minibus), dulu sih tarifnya 20 riyal

Best option?
Jalan kaki lah.. sekalian capek sudah! Setiba di Masjidil Haram lakukan Thawaf Ifadhah 7 putaran. Thawaf di tanggal 10 ini serasa thawaf VIP karena Masjidil Haram sangat sepi. Hanya ada beberapa ratus orang yang baru selesai sholat Ied bersama Raja dan keluarganya. Selesai thawaf langsung dilengkapi dengan Sa’i haji yaitu berjalan dari bukit Shofa dan Marwa bolak-balik 7 lintasan.

Bukit Shofa dan Bukit Marwa yang berjarak 395 meter ini tak lagi berbentuk perbukitan. Lintasan ini kini menyatu dengan masjid dengan lantai yang sejuk. Dilengkapi pula dengan track untuk wheelchair sehingga aman.

Selesai Sa’i tunai sudahlah semua prosesi haji, tinggal tahalul yaitu memotong sedikit rambut kita untuk menandai selesainya semua kewajiban dalam haji. Kebanyakan jamaah laki-laki akan menggunduli rambutnya karena lega, tapi yang perempuan gak usah ya.. jangan!

Jangan terlalu lama juga hore-hore di Makkah, sebab jamaah harus tiba di Mina lagi sebelum matahari terbenam. Bila terlambat memasuki Mina lagi setelah maghrib, jamaah tersebut harus membayar dam 1 ekor domba.

#notes
*) Pengenaan dam ini mengacu pada denda karena meninggalkan mabit (menginap) di Mina/Musdalifah
*) Ada pula yang mengartikan mabit di Mina ini adalah berada di Mina dari maghrib hingga tengah malam, sehingga bagi yang hotelnya dekat Jamarat bisa tidur di hotel dan kembali ke tenda sebelum maghrib esok harinya.

Option-nya sama, bisa jalan kaki atau naik minibus sewaan. Karena Mina sangat luas, dan ada 2 jalur utama yang terbagi untuk tiap-tiap negara/wilayah, perhatikan bahwa minibus yang ditumpangi menuju ke arah yang kita inginkan. Kawansan tenda Indonesia adalah lajur utama kiri, sedangkan kanan adalah kawasan Asia Selatan dan Timur Tengah.

Saya dong, naik minibus asal naik, akhirnya diturunkan di area negara Iran, Irak, Pakistan dll. Lumayan juga jaraknya untuk menuju ke area Indonesia, namun karena kami memegang peta seperti Dora the Explorer, dan tiap area ada tiang tinggi dengan nomor yang sesuai dengan nomor di peta, kami bisa kembali ke tenda dan tiba menjelang ashar.

#Note:
- Peta Haji yang dibuat penyelenggara haji ini lumayan lengkap dan jelas. Ada peta kota Makkah, peta kawasan tenda di Mina lengkap dengan nomor maktab-nya. Sangat membantu untuk mengenali wilayah. Dulu saya beli di kios Asrama Haji seharga 15 ribu rupiah.
- Setelah melempar jumrah Aqobah, jamaah bisa melepas pakaian ihram dan berganti baju biasa. Namun bagi yang belum selesai Thawaf Ifadhah dan Sa'i masih dilarang untuk bermesraan dengan suami/istrinya. Lagian, lagi camping rame bejubel, gimana bisa mesra? 😅

***

11 Dzulhijah – Tasyrik 1

Kegiatan hanya melempar jumrah di 3 tiang lalu kembali ke tenda. Berleha-leha tanpa kegiatan lain. Kalau jaman sekarang mungkin enak, bisa WA call dengan keluarga, atau upload foto-foto di sosmed. Jaman dulu cuma bisa ngerecokin abang-abang tukang masak di dapur tenda!

12 Dzulhijah – Tasyrik 2

Bagi yang ingin Nafar Awal, yaitu mengakhiri hajinya lebih cepat, setelah melempar jumrah langsung ke Makkah. Namun jika ingin menggenapkan sampai tanggal 13 ya kembali ke tenda lagi.

13 Dzulhijah – Tasyrik 3

Setelah melempar 3 tugu jumrah, jamaah kembali ke Makkah. Di hari tasyrik terakhir ini lalu lintas kendaraan Mina ke Makkah sangat padat. Bahkan ada yang harus terjebak kemacetan berjam-jam. Bagi yang memilih berjalan kaki, sungguh banyak rezeki yang bisa didapat. Banyak sekali pembagian paket makanan dan minuman di sepanjang jalan.

Begitu pula dengan kepadatan di Masjidil Haram, karena kebanyakan jamaah baru melakukan thawaf dan sa’i haji pada tanggal ini. Maka beruntunglah bagi yang tanggal 10 atau 11 sudah berlelah payah bolak-balik ke Makkah untuk thawaf dan sa’i karena ketika sebagian besar jamaah berdesakan di Haram, mereka sudah bisa istirahat tenang di hotel.

#notes
- meski antri, usahakan tetap mandi ketika camping di Mina, agar lebih segar dan tak mengganggu jamaah lain.
- jangan berlama-lama di toilet, apalagi malah nyuci baju segala
- jangan masuk toilet berombongan, bahaya
- bawalah plastik untuk membuang sampah agar tidak mengotori toilet

***
Selesai?
Iya selesai sudah, tinggal nanti melakukan thawaf wada’ atau perpisahan menjelang kepulangan ke Indonesia melalui Jeddah. Bagi kloter yang diberangkatkan belakangan, setelah ibadah haji selesai mereka menunggu kepulangan sambil umrah-umrah, ziarah ke Madinah, sama dengan kegiatan kloter awal sebelum haji.

Panjang ya?
Padahal sudah berusaha disingkat dan dipadatkan, tapi apa daya.
Ini adalah catatan pribadi saya tentang haji 10 tahun lalu, jika ada kesalahan mohon dikoreksi dan dimaafkan, jangan dibully dan dibikin viral.

Salam,
Candra

#catatan #haji #islam #pilgrim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar