Senin, 11 September 2017

MEMORI BAWAH SADAR*

*MEMORI BAWAH SADAR*

Seorang sahabat kandidat doktor di Mesir bernama Asep (bukan nama asli) pernah bercerita. Ia menjenguk profesor pembimbingnya yang tergeletak koma di rumah sakit. Saat berkunjung, Asep dapati sang profesor terkulai lemas di ranjang dengan berbagai kabel dan selang di tubuh.

Asep berbincang dengan keluarga profesor tentang sakit yang dialami. Usai berbincang, Asep dipersilakan mendekat. Namun keluarga profesor tersebut berpesan agar tidak melakukan apa-apa di dekat profesor sebab beliau tidak akan merespon, kecuali diperdengarkan Alquran.

Asep mendekat ke tubuh profesor yang tengah berbaring. Nafas beliau tersengal-swngal meski sudah dibantu oksigen dalam selang yang masuk ke tubuhnya. Asep merasa iba namun ia tak kuasa membantu selain membacakan Alquran.

Saat Asep membaca taawudz dan basmalah, terlihat sang profesor berangsur tenang. Seolah ia pasang telinga dengan baik dan menyimak bacaan Alquran. Asep merasa senang dan ia lanjutkan membaca. Ayat demi ayat ia lantunkan. Tak sadar saat keasyikan membaca, tiba-tiba tangan sang profesor mencengkramnya.

Asep kagum sebab professor mampu mengangkat tangan beliau dan menyentuh tangannya. Asep lanjutkan bacaan, namun sang profesor mencengkram tangannya lebih keras lagi. Asep pun mengulangi bacaan Alquran yang dihafalnya berulang kali, namun tangan itu belum mau lepas.

Asep pun tersadar , ternyata ada hafalan Alquran yang terlupa ia baca. Setelah ia baca dengan benar, tangan profesor itu pun terlepas. Seketika Asep menitikkan air mata di ruang rawat rumah sakit tersebut.

Ia menuturkan kisahnya ini kepada saya sambil berujar, _“Subhanallah, saya menyaksikan bagaimana Alquran tidak akan pernah hilang dari diri mukmin. Di saat kesadaran hilang bahkan keluarga tercinta tiada dikenal, namun hafalan Alquran menuntun penghafalnya untuk selamat dalam kekalutan hidup.”_

Profesor itu kini telah tiada. Membawa Alquran pada jiwanya menghadap Allah Sang Maha Pencipta. Sebuah pelajaran yang menjadi motivasi hidup untuk Asep, saya dan mungkin Anda. Hidup bersama Alquran pasti bahagia, dan tak pernah terlupa. Alquran terhujam menjadi memori bawah sadar bagi mereka yang menghafalnya.

Semoga Allah bahagiakan hidup kita semua dengan Alquran.

Wassalam,
*@bobbyherwibowo*

~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar