Kamis, 14 Desember 2017

CINTA DUNIA

ONE DAY ONE HADITH
RABU, 6 DESEMBER 2017 M/ 17 RABIUL AWAL 1439 H

CINTA DUNIA

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

"Sekiranya anak Adam memiliki satu lembah emas, niscaya ia ingin memiliki dua lembah emas, dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah, dan Allah akan menerima taubat siapa yang bertaubat."

[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu]

Al-Imam An-Nawawi menjelaskan pesan hadits tersebut sebagai berikut

فيه ذم الحرص على الدنيا وحب المكاثرة بها والرغبة فيها ، ومعنى ( لا يملأ جوفه إلا التراب ) أنه لا يزال حريصا على الدنيا حتى يموت ، ويمتلئ جوفه من تراب قبره

"Dalam hadits yang mulia ini terdapat celaan terhadap sifat tamak, rakus dan cinta dunia. Dan makna 'Tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah' adalah, orang yang cinta dunia akan selalu tamak terhadap dunia sampai mati, hingga perutnya penuh dengan tanah kuburannya."
[Syarhu Muslim, 7/139]

Al-Hafizh Abu Muhammad Abdul Haq bin AbdurRahman Al-Isybili menambahkan mengenai hadits tersebut

وأعلم أن لسوء الخاتمة أعاذنا الله منها أسباب ولها طرق وأبواب أعظمها الإنكباب على الدنيا وطلبها والحرص عليها والإعراض عن الأخرى

"Ketahuilah bahwa suul khatimah (akhir kehidupan yang buruk) -semoga Allah melindungi kita darinya- memiliki sebab-sebab, jalan-jalan dan pintu-pintu yang menjerumuskan kepadanya, yang paling besarnya adalah sibuk dengan urusan dunia, mengejarnya, tamak kepadanya dan berpaling dari akhirat." [Ad-Daa' wad Dawa', hal. 386]

Dalam perspektif agama seseorang bila diinginkan baik oleh Allah SWT adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

"Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus tentang Al-Qur’an dan hadits didasari dengan kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami Al-Qur’an dan hadits dengan benar.

Ketika seseorang diinginkan baik oleh Allah bukan diberlimpahkan    harta dan   tinggi jabatan Anda.      Tentunya Anda pernah dengar seorang yang bernama Qorun? Dia pernah menjadi konglomerat terkaya di dunia, begitu banyak kekayaannya, sampai puing-puing kekayaannya terkenang hingga saat ini; "Harta Karun" yang diburu itu.

Anda pernah mendengar orang yang bernama Fir'aun? Begitu kuat, dan besar kekuasaannya, sampai ia merasa dirinya sebagai tuhan?

Dan masih banyak lagi nama-nama beken seperti mereka, namun apakah kekayan, kekuasaan, dan bala tentara mereka mampu menjadikan mereka kekal di dunia?

Walau dunia telah berada dalam genggaman mereka, namun ujung-ujungnya sama juga; mati, lalu berkalang tanah. Adapun dunia, dan kekuasaan mereka tidak sedikitpun yang bisa mereka bawa serta, walau hanya secuil saja.

Nah, sadarkah anda bahwa nasib serupa pasti akan anda alami, dan tentunya tidak sedikitpun dari kekayaan, jabatan dan kekuasaan yang bisa anda bawa ke alam kubur anda. Apalagi kekayaan dan kekuasaan anda tiada bandingnya dengan kekayaan dan kekuasaan mereka berdua. Anda sedang berburu harta dan jabatan sedang mereka sudah menggenggamnya...😊😀

Hanya ada satu yang mereka bawa, yaitu amalan, demikian pula halnya yang akan terjadi pada diri kita.

Sadar dan bangunlah dari kelalaian  yang  berkepanjangan, tidak akan pernah sadar yang demikian itu hingga ajal menjemput, berikut kabar ilahi menegaskan

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ {1} حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
Kalian telah terlalaikan oleh peromba-lombaan mengumpukan harta, hingga kalian masuk ke dalam kubur (At Takatsur 1-2)

Dan diayat lain Allah SWT merekam dialog futuristik sebagai berikut

(112). قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ

Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi..?"

(113). قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ

Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."

(114). قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖلَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui."

Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk memperhatikan waktu seberapa lamanya kehidupan didunia..?
Dan apa yang sudah kita persiapkan untuk melalui nya..?

Sebagai bahan renungan adalah jika untuk mempersiapkan kehidupan di umur 60 sampai 70 tahunan, begitu giat dan kerasnya kita bekerja.
Bahkan 8 jam sehari kita bekerja tanpa menghiraukan rasa capek dan lelah hanya untuk mempersiapkan kehidupan yang sebentar itu.

Tetapi kenapa lemah, bahkan banyak yang melaikan dan meninggalkan untuk mempersiapkan perjalanan yang panjang dan abadi ..?

Ataupun kalau melakukan persiapan pun, sangat tidak memadai.
Yang paling sering  hanya sekitar 5 menit x 5 waktu shalat = 25 menit.
Atau kalau menambah dzikir 10 menit x 5 kali shokat =50 menit
Atau kalau menambah bacaan Al-Qur'an dengan dzikir yang lainnya sekitar 60 menit.
Jadi total waktu yang di sisihkan sehari untuk menuju kehidupan panjang dan abadi hanya sekitar 135 menit = 2 jam dan 15 menit kurang lebihnya.

Padahal 1 hari saja diakherat seperti ini panjangnya.
Allah berfirman,

وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Al Hajj: 47)

Dan kalau  memperbandingkan antara 1 hari di dunia dengan akhirat didapati betapa sebentarnya kehidupan  di dunia ini.

1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
1 tahun di dunia = 365 hari
1 hari di akhirat = 365 x 1000 = 365.000 hari
Berarti satu hari di akhirat adalah 365 ribu hari di dunia.

Seandainya  diasumsikan, jika 1 hari di akhirat juga ada 24 jam seperti di dunia.
1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia1 hari di dunia = 24 jam1 jam di akhirat = 1000/24 = 41,7 tahun
Maka setiap jam di akhirat adalah sama dengan 41,7 tahun di dunia.

Usia umat ini adalah kurang lebih 60 tahun.
maka jika  dibandingkan waktu hidup di dunia dengan kehidupan akhirat.
1 jam di akhirat = 41,7 tahun 60 tahun/41,7 tahun = 1,4 jam
Maka kita hanya hidup di dunia selama 1,4 jam berdasarkan hitungan akhirat. 

Sungguh benar sekali firman Allah,

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya negeri akhirat itu adalah terlebih baik bagi orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Al-An’am : 32)

WAllahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar